Fragmen

29 Juni Hari Lahir KH Ahmad Syaichu, Tokoh NU yang Memulai dari Ranting

Senin, 29 Juni 2020 | 16:15 WIB

29 Juni Hari Lahir KH Ahmad Syaichu, Tokoh NU yang Memulai dari Ranting

KH Ahmad Syaichu (NU Online)

Jakarta, NU Online 
Pada 29 Juni 1921 lahir seorang anak bernama Ahmad Syaichu. Kemudian anak tersebut menjadi salah seorang tokoh yang berperan banyak pada masanya. Ia pernah menjadi salah seorang Ketua PBNU pada masa Ketua Umum KH Idham Chalid. 


Karena kemampuannya berkomunikasi, ia mendapat julukan yakni sebagai menteri luar negeri NU. Memang ia dikenal sebagai seorang yang menguasai banyak bahasa asing, pasif dan aktif, seperti Arab, lnggris, dan Belanda. Kemampuannya itu mengantarnya jadi perwakilan NU di forum internasional.
 

Tentang latar belakang keluarganya, menurut NU Online, Ia adalah putra bungsu dari dua bersaudara pasangan H. Abdul Chamid dan Nyai Hj Fatimah. Pada usia 2 tahun ia sudah yatim, ditinggal wafat ayahnya. Sepeninggal ayahnya, Achmad Syaichu bersama kakaknya, Achmad Rifa'i, diasuh ibunya. Untuk memperoleh pendidikan agama, Syaichu belajar kepada K. Said, guru mengaji bagi anak-anak di sekitar Masjid Ampel. Pada usia 7 tahun ia sudah mengkhatamkan Al-Qur'an 30 Juz.


Masih menurut NU Online, ia memulai aktif di NU dengan menjadi Ketua Ranting NU Karang Menjangan. Pada kepengurusan NU Cabang Surabaya periode 1948-1950, ia ditunjuk sebagai salah satu ketua Dewan Pimpinan Umum (tanfidziyah), bersama KH Thohir Bakri, KH Thohir Syamsuddin dan KH A. Fattah Yasin.

 

Menurut Ensiklopedia NU, KH Ahmad Syaichu merupakan pendiri dan sekaligus Ketua Pimpinan Pusat lttihadul Muballighin, pada era 1980-an menjadi Ketua Oll dan anggota Dewan Tertinggi Masjid-Masjid Sedunia di Makah, anggota DPR (1955), Wakil Ketua DPR-GR (1963-1966), dan anggota DPR (1971-1977), serta pendiri Pesantren Al-Hamidiyyah, Jakarta.


Masih menurut Ensiklopedia NU, KH Ahmad Syaichu wafat pada 4 Januari 1995. Sesuai amanatnya, ia meminta dimakamkan di kompleks pesantren yang didirikannya. 


Pewarta: Abdullah Alawi 
Editor: Alhafiz Kurniawan