Internasional

Cerita Santri Bahrul Ulum Selamat dari Bom Istanbul lantaran Kebelet BAB

Selasa, 13 Desember 2022 | 06:00 WIB

Cerita Santri Bahrul Ulum Selamat dari Bom Istanbul lantaran Kebelet BAB

Royhan Ismail (kanan) yang batal ke Taksim, lokasi ledakan bom di daerah Taksim, Istanbul, Turki pada Ahad, 13 November 2022 (Foto: istimewa(

Jakarta, NU Online

Ledakan bom di daerah Taksim, Istanbul, Turki pada Ahad, 13 November 2022 menjadi peristiwa tak terlupakan bagi santri Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang bernama Royhan Ismail.


Betapa tidak, hotel Royhan hanya berjarak 1 kilometer dari tempat kejadian bom meledak. Bahkan, Royhan berencana main ke daerah Taksim untuk jalan-jalan. Namun, tiba-tiba perutnya mules dan harus ke kamar mandi.


"Lokasi bom cuma 1 kilometer dari hotel saya. Kita juga berencana ke sana, pas mau ke situ tiba-tiba perut saya kebelet (buang air besar), akhirnya kembali ke hotel lagi untuk ke kamar mandi," jelasnya kepada NU Online, Senin (12/12/2022).


Royhan menambahkan, ketika di kamar mandi ia tidak sadar ada bom yang meledak di Taksim. Selesai dari kamar mandi untuk menunaikan hajatnya, ia masih berencana ke Taksim. Namun, dihalangi oleh temannya karena ada ledakan.


Ia pun sangat bersyukur karena keinginan untuk BAB tersebut menyelematkan fisik dan nyawanya dari bom. Baginya, semua tak lepas dari rencana Tuhan.

 

Pascaledakan tersebut, ia segera memberikan kabar kepada keluarga agar tidak khawatir. Berita bom tersebut sudah menyebar ke seluruh dunia. Video ledakan bom juga menyebar di media sosial.


"Terus setelah buang air besar (BAB) di hotel, lalu dibilangin tidak boleh ke Taksim karena ada bom," imbuh pria asal Lampung ini.


Putra dari pasangan Andi Warisno dan Nur Hidayah ini menambahkan lokasi ledakan di Istanbul tersebut berada di kawasan padat pejalan kaki. Wisatawan dari berbagai negara juga berada di sana. 


Taksim, Kota Istanbul merupakan salah satu pusat niaga populer di kalangan wisatawan. Hal itu pula mendorong Royhan dan rombongannya sebelum ada peristiwa bom tersebut ingin ke sana.


Tak mengherankan, bom yang dibawa pelaku dengan tas akhirnya menewaskan enam orang dan melukai 81 orang. Presiden Recep Tayyip Erdogan yang saat itu hendak ke KTT G20 Bali sempat kaget dan harus rapat darurat.


"Peristiwa bom itu meledak hanya 15 menit sebelum saya ke sana. Saya cuma kembali ke setelah peristiwa bom itu. Karena sepanjang jalan sudah penuh dengan Polisi berserta mobil ambulance yang hilir mudik," ujar mahasiswa Institut Agama Islam Bani Fattah Tambakberas ini.


Dikatakan, bom terjadi sekitar pukul 16.20 WIB atau 13.30 waktu setempat. Pelakunya seorang perempuan. Suasana pasca bom meledak cukup ramai, termasuk hotel tempat ia menginap.


Suasana riuh dan ketakutan terlihat dari muka para wisatawan yang kembali ke hotel, karena tidak percaya ada ledakan yang menewaskan manusia tidak jauh dari mereka.


Saat peristiwa tersebut, Turki memang sedang mengalami kunjungan wisatawan yang cukup tinggi. Karena saat itu awal libur musim dingin.


"Ramai banget, mungkin itu orang-orang yang di Taksim kembali semua dan pas itu semua kendaraan dan jalanan full banget. Pokoknya ramai dan kondisi Istanbul juga pas ramai karena awal libur musim dingin," ungkap Royhan.


Royhan menceritakan, kedatangannya ke Turki utamanya untuk mengantar sang adik untuk belajar di Bursa Teknik Universitesi (BTU) setelah lulus dari Madrasah Aliyah Fattah Hasyim Tambakberas.


Ia juga mengingatkan, ketika berada di negara orang lain saat terjadi peristiwa bahaya seperti ledakan bom atau membutuhkan bantuan penting sebaiknya menghubungi orang terpercaya agar di arahkan ke lokasi aman. Bisa juga menghubungi kedutaan terdekat. Agar tidak tersesat karena panik.


"Sebenarnya saat peristiwa bom itu kita sudah  mau kembali ke Indonesia. Bandaranya di Istanbul, akhirnya pagi sampai sore jalan-jalan dulu," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman 
Editor: Kendi Setiawan