Internasional

Pasien Dievakuasi Imbas Israel Blokade Arus Listrik Rumah Sakit Pemerintah di Jenin

Ahad, 1 September 2024 | 14:00 WIB

Pasien Dievakuasi Imbas Israel Blokade Arus Listrik Rumah Sakit Pemerintah di Jenin

Banyak pasien yang membutuhkan perawatan namun tidak mendapatkan perawatan medis karena banyak rumah sakit (Foto: Aljazeera)

Jakarta, NU Online
Masyarakat Palestina di Jenin, Tepi Barat kembali terdesak usai Pasukan Khusus Israel menyerbu daerah tersebut dengan skala yang lebih besar sejak empat hari terakhir.

 

Pemadaman listrik berkepanjangan juga terjadi di Kota Jenin, termasuk pada Rumah Sakit Pemerintah di sana. Pemadaman disebabkan oleh pasukan Israel yang merusak jalur pasokan listrik ke rumah sakit. 

 

Sebagaimana dilansir dari WAFA, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (The Palestinian Red Crescent Society/PRCS) mengevakuasi pasien dari Rumah Sakit Pemerintah di Jenin pada Sabtu (31/8/2024).

 

Para pasien darurat dilarikan ke Rumah Sakit Al-Razi karena pemadaman listrik di Rumah Sakit Pemerintah Jenin yang membuat kegiatan operasional terancam.

 

WAFA ​​​menuliskan, Rumah Sakit Pemerintah Jenin juga mengumumkan penangguhan layanan dialisisnya karena gangguan yang terus berlanjut pada pasokan penting yang disebabkan oleh serangan militer Israel di kota tersebut. 

 

Rumah sakit tersebut mengalami tantangan operasional yang parah sejak berada di bawah pengepungan militer Israel dalam empat hari terakhir. Untuk memenuhi pasokan listrik, generator cadangan telah beroperasi terus-menerus.

 

Karena beban berat pada generator ini, pihak rumah sakit harus menggabungkan beberapa bagian rumah sakit, mematikan AC, dan mengoperasikan stasiun oksigen sebagian. Hal ini akan berdampak serius pada kemampuan rumah sakit untuk menyediakan layanan penting.


Minggu ini, pasukan pendudukan Israel melancarkan serangan terbesarnya di Tepi Barat yang diduduki sejak Intifada Kedua. Pendudukan di Tepi Barat dilakukan Israel dengan menyerang tiga kota: Jenin, Tulkarm dan Tubas, dari darat dan udara sejak Selasa (27/8/2024).


Tak hanya menewaskan sedikitnya 21 warga Palestina di Tepi Barat, buldoser militer juga menghancurkan infrastruktur penting serta memutus komunikasi dan sumber daya dari beberapa kota Palestina dan kamp pengungsi.


Penyerangan di Tepi Barat ini merupakan langkah terbaru dalam serangan Israel yang lebih luas. Penangkapan dan pembunuhan hampir setiap hari terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki sejak dimulainya agresi genosida Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023.


Hingga saat ini, genosida yang dilakukan Israel mengakibatkan tewasnya sedikitnya 40.691 warga Palestina dan melukai lebih dari 94.060 lainnya.