Internasional HAJI 2022

Penyakit Bawaan Jamaah Haji: 15.300 Hipertensi, 5.600 Diabetes, 1.700 Jantung

Kamis, 16 Juni 2022 | 22:30 WIB

Penyakit Bawaan Jamaah Haji: 15.300 Hipertensi, 5.600 Diabetes, 1.700 Jantung

Simulasi penanganan jamaah haji yang sakit. (Foto: Dok. MCH)

Makkah, NU Online
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap jamaah haji Indonesia yang sudah melunasi pembayaran, ternyata banyak yang memiliki penyakit bawaan. Jika diurutkan berdasarkan jumlahnya, inilah penyakit bawaan terbanyak, yaitu hipertensi 15.300 orang, diabetes 5.600 orang, jantung 1.700 orang, asma 430 orang, dan gagal ginjal 148 orang.


Informasi ini disampaikan oleh Kepala Seksi Kesehatan (Kasi) daerah kerja (daker) Makkah Muhammad Imran Saleh di Makkah, Kamis (16/6/2022). Imran mengingatkan, faktor kecapekan karena aktivitas yang berat selama ibadah haji dapat menimbulkan risiko kambuhnya penyakit bawaan yang diderita jamaah.


Imran memberi saran agar kelompok berisiko tinggi (risti) menggunakan metode istirahat-istirahat. Sebagai contoh, jarak dari Shofa ke Marwa yang merupakan tempat sa’i sekitar 400 meter. Untuk itu, jamaah sebaiknya istirahat dahulu dengan berdoa sekitar 2 menit untuk menurunkan denyut nadi.


Banyak jamaah haji selama di Indonesia kurang aktivitas fisiknya. Kemudian mereka dipaksa untuk aktivitas fisik yang berat selama menjalani ibadah haji yang mengakibatkan tubuhnya kaget dan tidak kuat.


“Terpenting memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi, setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya lebih lama, tapi lebih aman,” ujar Imran.


Di area sa’i, terdapat penyewaan kursi roda dan pendorongnya. Ia menyarankan bagi penderita penyakit jantung yang sudah masuk kategori rawan dan Penyakit Paru Osbstruktif Kronis (PPOK) untuk memakai kursi roda karena rawan terhadap  serangan jantung. Jadi belum sampai ke Marwa, mereka sudah sesak nafas.


Hingga 16 Juni 2022, sudah terdapat lima jamaah haji yang meninggal dunia. Imran menyampaikan, mereka kemungkinan kelelahan karena perjalanan yang panjang dari Indonesia, sementara mereka memiliki riwayat penyakit jantung.


Sebagai langkah untuk mengurangi tingkat kematian, Imran menyampaikan kelompok risiko tinggi akan dilakukan jemput bola untuk diperiksa di Kantor Kesehatan Haji Indonesia untuk menjalani pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dengan dokter spesialis. “Ini untuk mengurangi potensi risiko sekaligus edukasi,” paparnya.


Kelompok risiko tinggi ini juga dianjurkan untuk membawa obat, sementara KKHI juga menyiapkan obat-obatan kontrol dan situasi emergensi. “Kalau punya jantung berat, kita usulkan disafari-wukufkan. Kalau di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) kan berat,” imbuhnya.


Upaya kesehatan lain adalah melakukan komunikasi dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang biasa membimbing para jamaah haji. Karena KBIH biasanya yang menyusun program ibadah para jamaah haji seperti umrah.


Kementerian Agama juga memiliki pembimbing ibadah untuk kelompok risti yang menginap di KKHI. Salah satu tugasnya adalah memberikan bimbingan ibadah kepada orang yang sakit, seperti shalat sambil tidur.


Strategi baru pemerintah adalah pemberian jam pintar yang dapat memberikan indikator awal risiko pentingkatan penyakit seperti jantung dan hipertensi. Jam tersebut terkoneksi dengan operator yang dapat menghubungi pemakainya untuk istirahat terlebih dahulu.


Sampai Kamis, 16 Juni 2022 di daker Makkah, terdapat orang yang dirawat, 1 orang dirujuk ke rumah sakit King Faishal, 1 orang sudah pulang, sedangkan 4 lainnya masih dirawat.


Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Musthofa Asrori