Internasional

Per 11 April, Korban Jiwa Global Akibat Corona Tembus 100 Ribu

Sabtu, 11 April 2020 | 16:00 WIB

Per 11 April, Korban Jiwa Global Akibat Corona Tembus 100 Ribu

Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan kasus infeksi corona tertinggi, yaitu 503.177 (18.761 meninggal dan 27.314 sembuh). (Ilustrasi)

Jakarta, NU Online
Berdasarkan data Worldometers, Sabtu (11/4), kasus infeksi virus corona (Covid-19) secara global mencapai 1,7 juta, dengan korban jiwa menembus 103 ribu. Dari keseluruhan angka kematian tersebut, dilaporkan bahwa 70 persennya berasal dari Eropa.

Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan kasus infeksi corona tertinggi, yaitu 503.177 (18.761 meninggal dan 27.314 sembuh). Di urutan kedua adalah Spanyol dengan 161.852 kasus (16.353 meninggal dan 59.109 sembuh). Italia berada diurutan ketiga dengan kasus corona terbanyak, yaitu 147.577 kasus (18.849 meninggal dan 30.455 sembuh). Meski berada di urutan ketiga, namun korban jiwa akibat corona di Italia merupakan yang tertinggi di dunia.
 
Kemudian berturut-turut Perancis dengan 124.869 kasus (13.197 meninggal dan 24,932 sembuh) dan Jerman dengan  122.530 kasus (2.736 meninggal dan 53.913 sembuh). Sementara China, yang merupakan negara di mana virus corona pertama kali ditemukan, menempati urutan keenam, yaitu dengan 81.953 kasus (3.339 meninggal dan 77.525 sembuh). 

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah kasus infeksi virus corona mencapai 3.842 (327 meninggal dan 286 sembuh).

Sebagaimana diketahui, korban pertama akibat infeksi virus corona adalah seorang pria berusia 61 tahun dari Kota Wuhan, China pada 9 Januari lalu. Tiga bulan setelah itu, hingga berita ini diturunkan, virus corona telah menyebar ke 210 negara, menginfeksi 1.717.056 orang, dan menewaskan 103.855 orang. 

Namun demikian, data ini diperkirakan hanya mencerminkan sebagian kecil dari jumlah kasus yang sebenarnya. Karena jumlah kasus sesuai dengan sangat bergantung pada jumlah tes. Banyak negara yang tidak memilik sumber daya yang cukup untuk melakukan pemeriksaan dalam skala besar. Sementara beberapa negara lainnya hanya memeriksa kasus-kasus yang paling serius saja.

Saat ini, episentrum pandemi virus corona masih di Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Universitas Johns Hopkins, AS merupakan negara pertama yang melaporkan lebih dari 2.000 kematian akibat komplikasi corona dalam sehari.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan