Nasional

Alasan Pesantren Sarang Jadi Tuan Rumah Munas dan Konbes NU 2020

Selasa, 21 Januari 2020 | 14:30 WIB

Alasan Pesantren Sarang Jadi Tuan Rumah Munas dan Konbes NU 2020

Ketua Panitia Munas dan Konbes NU 2020 H Juri Ardiantoro (tengah) saat memimpin rapat gabungan panitia, Selasa (21/1) di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta. (Foto: NU Online/Nurdin)

Jakarta, NU Online
Perhelatan level nasional yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama menjadi keistimewaan dan magnet tersendiri bagi warga NU (Nahdliyin). Di antara kegiatan tersebut ialah kegiatan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 2020.

Forum tertinggi kedua di organisasi NU ini dilaksanakan pada 18-19 Maret 2020 di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah atau sekitar tujuh bulan menjelang Muktamar ke-34 NU 2020 di Lampung.

Ketua Panitia Pusat Munas dan Konbes NU 2020, H Juri Ardiantoro menegaskan bahwa pemilihan tempat Munas di Sarang ini setelah melalui berbagai macam pertimbangan. Di antaranya ngalap berkah dari KH Maimoen Zubair yang wafat pada 9 Agustus 2019 lalu.

Mbah Moen yang meninggal di Makkah dan dimakamkan di kompleks pemakaman Ma’la Arab Saudi merupakan tokoh penting di NU yang perlu diziarahi, meskipun hanya melalui pesantrennya.

“Sebelumnya ada masukan untuk melaksanakan kegiatan nasional di Pesantren Al-Anwar Sarang. Selain itu, sebagai media ziarah dan silaturahim dengan Syekh Maimoen Zubair,” jelas Juri Ardiantoro, Selasa (21/1) sesaat sebelum memimpin rapat gabungan panitia Munas dan Konbes NU 2020 di Kantor PBNU Jakarta.

Sementara itu, salah seorang Panitia Daerah, Anwar Mustaqim menerangkan bahwa kegiatan Munas dan Konbes NU 2020 bakal dipusatkan di Pesantren Al-Anwar 1 dan Pesantren Al-Anwar 2.

“Sidang komisi di antaranya akan dilaksanakan di Pesantren Al-Anwar 1, lokasi ndalem Mbah Moen dulu,” ucap Mustaqim setelah mengikuti rapat gabungan Panitia Munas dan Konbes NU 2020.

Disampaikan Juri Ardiantoro, ada empat level kepanitiaan dalam kegiatan ini. PBNU juga meminta daerah membentuk kepanitiaan. Di daerah sendiri mempunyai tiga tingkat kepanitiaan.

Ada panitia di tingkat pengurus wilayah atau provinsi, ada panitia di tingkat pengurus cabang atau kabupaten dan kepanitiaan di tingkat shohibul bait.

Rapat gabungan ini merupakan langkah untuk melakukan koordinasi untuk, pertama, tugas dan domain apa saja yang menjadi domain pusat, provinsi, cabang, maupun tuan rumah. Ini harus terbagi dan terkoordinasi apa saja beban kerja dan beban tugas masing-masing level kepanitiaan.

Kedua, terkait dengan sinkronisasi atau koordinasi acara supaya ada langkah dan perencanaan yang sama bagaimana mendesain acara dari mulai pembukaan hingga penutupan.

Ketiga, berbicara mengenai peserta, baik peserta yang mengikuti pembukaan maupun peserta yang mengikuti proses Munas dan Konbes NU 2020.

“Agar semua level kepanitiaan terkoordinasi dengan baik ketika berlangsungnya seluruh rangkaian acara Munas di Sarang,” ujar Juri.

Ia menegaskan, tema besar ini Munas dan Konbes NU kali ini senafas dengan tema Muktamar ke-34 di Lampung, yaitu terkait kemandirian jam’iyah dan jamaah NU.

“Nah di Munas dan Konbes NU ini juga sama temanya soal kemandirian NU untuk peradaban global yang direlasikan dengan identitas Islam Nusantara,” tutupnya.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Abdullah Alawi