Nasional

Allah Tak Merahasiakan Malam Nisfu Sya’ban seperti Lailatul Qadar, Ini Alasannya

Senin, 14 Maret 2022 | 11:15 WIB

Allah Tak Merahasiakan Malam Nisfu Sya’ban seperti Lailatul Qadar, Ini Alasannya

Allah Tak Merahasiakan Malam Nisfu Syaban seperti Lailatul Qadar, Ini Alasannya

Jakarta, NU Online 
Sudah menjadi ketentuan umum bahwa biasanya waktu-waktu istimewa dalam Islam seperti malam Lailatul Qadar dan waktu mustajab (sa’atul istijabah) di hari Jumat dirahasiakan oleh Allah swt sehingga ada banyak ragam pendapat ulama terkait kapan persis terjadinya.


Berbeda dengan malam Nisfu Sya’ban atau pertengahan bulan Sya'ban. Sebagai salah satu waktu istimewa yang menjadi salah satu momen mudah dikabulkannya doa, malam tersebut tidak dirahasiakan oleh Allah swt. Semua ulama sepakat jatuh di malam tanggal 15 Sya’ban. 


Malam Nisfu Sya'ban tahun 2022 sendiri jatuh pada Jumat (mulai malam Jumat) bertepatan dengan tanggal 18 Maret 2022.  Hal ini berdasarkan perhitungan Lembaga Falakiyah PBNU yang sebelumnya mengikhbarkan bahwa tanggal 1 Sya'ban 1443 H bertepatan dengan Jumat Wage, 4 Maret 2022. 


Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam Ghunyatuth Thalibin, alasan Allah menampakkan malam Nisfu Sya’ban karena malam tersebut lebih dominan sisi ‘penentuan nasib’ seorang manusia. Di malam nisfu Sya’ban, amal perbuatan manusia selama satu tahun dilaporkan di hadapan-Nya. 


Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat dengan-Nya atau justru semakin diperbudak oleh nafsunya. Di malam tersebut Allah memberi keputusan siapa yang layak mendapat ridha-Nya dan siapa yang tertimpa azab-Nya. Di malam tersebut tampak siapa yang beruntung dan celaka. Oleh karena hal tersebut, malam nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah.

 

Baca juga: Doa Syekh Abdul Qadir al-Jilani di Malam Nisfu Sya’ban


Berbeda dengan malam Lailatul Qadar. Malam tersebut dirahasiakan karena ia lebih dominan sisi rahmat dan ampunan di dalamnya. Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi kemuliaan dan pahala yang tidak terhingga. Oleh karena itu, Allah merahasiakannya agar umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar sebagai satu-satunya waktu untuk beribadah secara serius. 


Dengan dirahasiakannya Lailatul Qadar, semakin tampak siapa hamba yang betul-betul menjaga konsistensi ibadahnya dan siapa yang hanya beribadah secara musiman. 


Allah sangat merahasiakan kapan malam seribu bulan tersebut terjadi. Bisa tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang bulan Ramadhan berpotensi Lailatul Qadar, namun kapan persisnya benar-benar menjadi misteri. 

 

Baca juga: Tiga Amalan Utama pada Malam Nisfu Sya’ban


Demikian juga waktu mustajab pada hari Jumat. Ada yang berpendapat jatuh di antara waktu dua khutbah shalat Jumat, ada yang mengatakan setelah waktu shalat ashar sampai terbenamnya matahari, dan lain sebagainya. Ketidakpastian ini agar manusia memperbanyak ibadah dan doa di hari tersebut dengan harapan bisa meraih sa’atul istijabah (waktu doa mustajab). 


Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Syamsul Arifin