Nasional

Cara Merayakan Maulid Nabi dalam Pandangan Imam Ibnul Haj al-Fasi

Jumat, 13 September 2024 | 20:00 WIB

Cara Merayakan Maulid Nabi dalam Pandangan Imam Ibnul Haj al-Fasi

Ilustrasi Nabi Muhammad saw. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Umat Islam dianjurkan merayakan Maulid Nabi Muhammad saw setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Di tahun 1446 H ini, Maulid Nabi Muhammad saw bertepatan pada Ahad (15/9/2024) malam.


Merayakan Maulid Nabi dapat dilakukan dengan beragam cara, di antaranya menambah berbagai kebaikan dan ibadah sebagai bentuk Syukur kepada Allah swt atas lahirnya nikmat yang agung berupa sosok Rasulullah Muhammad saw.


Hal tersebut disampaikan Imam Ibnul Haj al-Maliki al-Fasi (wafat 737 H) sebagaimana ditulis Ustadz Sunnatullah dalam artikelnya di NU Online berjudul Maulid Nabi Menurut Imam Ibnul Haj al-Fasi.


“Telah berkata Imam Ibnul Haj al-Fasi: Maka sudah menjadi keharusan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal untuk menambah ibadah dan kebaikan, sebagai bentuk syukur kepada Allah atas karunia-Nya kepada kita semua yang sangat agung, dan paling agungnya nikmat adalah lahirnya Nabi Muhammad saw,” tulis Ustadz Sunnatullah mengutip Syekh Yusuf Khatar dalam kitab al-Mausu’ah Yusufiyah fi Bayani Adillatis Shufiyah, dikutip NU Online pada Jumat (13/9/2024).


Selain dengan cara di atas, Imam Ibnul Haj al-Fasi juga menyebut perlunya memuliakan Nabi Muhammad saw dalam merayakan Maulid Nabi dengan membaca shalawat. Hal lain yang bisa dilakukan adalah menceritakan kebaikan-kebaikan yang bernilai memuliakan nabi, kisah-kisah perjalanan dan teladan hidup nabi.


“Berkata juga (Ibnul Haj al-Fasi): Termasuk dari mengagungkan nabi adalah bahagia di malam hari kelahirannya, membaca sirah nabawiyah, berdiri ketika diceritakan hari kelahirannya, memberikan jamuan makanan dan yang lainnya, dari setiap sesuatu yang biasa manusia lakukan dari macam-macam kebaikan, karena semua itu termasuk dari mengagungkan Nabi Muhammad saw,” tulisnya mengutip Imam as-Siddiqi dalam al-Qaulut Tamam fi Syarh Mulakhkhishil Imam.


Ustadz Sunnatullah menjelaskan bahwa perintah merayakan Maulid Nabi Muhammad saw ini didasarkan pada Al-Qur’an surat Yunus ayat 58, “Katakanlah (Muhamad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”


“Pada ayat di atas, Allah swt memerintahkan semua umat Islam untuk berbahagia atas adanya rahmat dan karunia dari-Nya, sedangkan Nabi Muhammad merupakan nikmat paling agung dan paling akbar yang pernah ada,” tulisnya.