Nasional

Jelang Idul Adha, Penjual Sapi Dompu di Jakarta Berharap Balik Modal

Jumat, 14 Juni 2024 | 15:00 WIB

Jelang Idul Adha, Penjual Sapi Dompu di Jakarta Berharap Balik Modal

Penjual sapi di belakang Aeon Mall Tanjung Barat, Jakarta, Rabu (12/6/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Butuh waktu enam hari, sapi-sapi asal Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), bisa sampai di Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, 285 ekor yang dipersiapkan untuk dijual guna memenuhi kebutuhan hewan kurban di Jakarta dan sekitarnya.


Ketua Komunitas Peternak Dompu, Buffon Dorebara mengatakan, saat ini para peternak hanya berharap balik modal. Karena menurut pengakuan dia, harga sapi lokal turun harga.


“Sudah turun sekali harganya, terutama sapi lokal yang tadinya 20 juta sekarang menjadi 19 juta, 18 juta, bahkan ada yang 15 juta,” kata Buffon saat ditemui NU Online di belakang Aeon Mall Tanjung Barat, Jakarta, Rabu (12/6/2024).


“Sementara, mereka untuk modal ini pinjam ke bank, ada yang Rp20 juta, Rp70 juta, bahkan sampai Rp100 juta,” lanjutnya. 


Buffon mengatakan, untuk sapi yang tidak laku maka akan dilelang, walaupun dengan harga yang miring. Menurutnya, hal itu dilakukan supaya semua sapi yang dibawa bisa terjual semuanya. 


“Kita pakai sistem penggemukan, misalnya kita beli sapi satu ekor Rp7 juta, kemudian dalam setahun laku Rp15 juta, jadi masih ada untung Rp8 juta. Belum ongkos dari Dompu ke Jakarta itu Rp3,5 juta, belum bunga bank dan lain sebagainya,” ujarnya. 


Sementara itu, Komunitas Peternak Sapi Dompu menjual hewan-hewan miliknya di Jakarta dilandasi harapan perolehan hasil yang baik.


“Peternak sapi ingin juga mendapatkan hasil yang lebih baik dari sapi yang mereka jual di Jakarta,” kata Lukman, Ketua Pengelola Kandang.


Banyaknya penjual sapi di Jakarta juga berpengaruh ke penjualan kelompoknya. Menurutnya, dampak dari hal tersebut para peternak terpaksa menjual sapinya dengan harga yang murah. 


“Pada dasarnya yang penting sapi mereka terjual habis walaupun dengan harga murah,” ujarnya. 


Lanjut Lukman, sapi Dompu secara kualitas tidak diragukan lagi, pasalnya selain perawatan pakan yang baik, secara fisik juga sudah terbukti. 


“Jadi, pakannya itu tanpa konsentrat, tanpa ampas tahu, jadi sumber alaminya itu dari ampas padi, kulit jagung, kacang tanah. Ditambah rumput dicampur dedak. Jadi kualitas dagingnya itu tidak menyimpan lemak,” ujarnya.


“Kalau fisiknya kita buktikan sendiri perjalananya dari NTB, bagaimana kita bilang kuat, perjalananya saja enam hari,” lanjutnya.


Adapun sapi Dompu yang mereka jual memiliki ciri-ciri fisik kulit cokelat, bertanduk, dengan ketinggian tubuh sedang, tetapi gempal.


Sementara itu, mereka juga membuat tenda seadanya untuk tinggal sementara. Di sana, mereka sudah menginap selama lebih dari sebulan.


Mereka memiliki tugas masing-masing, mulai dari mencari rumput, membersihkan kotoran, menjaga kesehatan hewan kurban, hingga memasak yang dilakukan ibu-ibu.