Nasional

Ketua Umum Inkopsim: Program Kelompok Santri Tani Milenial Perlu Dilanjutkan

Senin, 12 April 2021 | 11:00 WIB

Ketua Umum Inkopsim:  Program Kelompok  Santri Tani Milenial Perlu Dilanjutkan

Ketua Umum Inkopsim, Al-Khaqqoh Istifa (kedua dari kiri) saat mengunjungi kantor Kementan RI. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Ketua Umum Induk Koperasi Syirkah Muawanah (Inkopsim), Al-Khaqqoh Istifa meminta pemerintah untuk melanjutkan program Kelompok  Santri Tani Milenial (KSTM). Sebab, KSTM merupakan salah satu alternatif pemulihan ekonomi nasional berbasis pesantren.  


“Tapi kenyataannya, KSTM sudah tidak jalan. Diluncurkan tahun 2019, setelah itu tidak ada lagi. Padahal program tersebut cukup bemanfaat, dan bisa memulihkan ekonomi masyarakat  berbasis pesantren,” ujar Gus Khaqqoh, sapaan akrabnya,  saat mengunjungi  Jember, Jawa Timur,  Senin (12/4).


Seperti diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) RI Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2019 merilis program KSTM. Wujud program tersebut adalah  pengembangan ternak ayam. Masyarakat/santri diberi bibit ayam untuk diternak, dan diambil telurnya. Namun entah kenapa program tersebut tampaknya tidak berlangsung lama.


Menurut Gus Khaqqoh,  jika program tersebut dinilai gagal untuk mengangkat perekonomian pesantren dan masyarakat,  perlu dicari penyebabnya, kemudian dilakukan pembenahan di titik-titik yang  menjadi penyebab kegagalan itu.


“Soal ada kekurangan yang mungkin menyebabkan program KSTM gagal, itu bisa diperbaiki. Bukan lantas mematikan KSTM itu sendiri,” terang Gus Khaqqoh.


Dikatakannya, beternak ayam sebenarnya cukup mudah dan memang menjadi tradisi masyarakat desa. Sebab, dari dulu masyarakat  gemar memelihara ayam kampung secara alami. Hasil peternakan ala kadarnya itu, ternyata mampu menunjang pendapatan yang lumayan bagi pemiliknya. Sebab, ayam-ayam yang sudah dewasa, bisa dijual sewaktu-waktu, telurnya juga laris manis.


“Nah, sesungguhnya  masyarakat, terutama di pedesaan, itu ‘kan sudah tidak asing lagi untuk beternak ayam. Jadi kalau misalnya KSTM dinilai gagal, jangan lantas dimatikan,” harapnya.


Gus Khaqqoh mengaku sudah mengunjungi sejumlah pesantren dan menemui banyak warga di beberapa daerah, ternyata mereka masih sangat mengharapkan KSTM berjalan terus. Apalagi saat ini, dampak ekonomi akibat terjangan virus Corona, masih cukup terasa. Sehingga KSTM bisa menjadi alternatif untuk menggerakkan ekonomi masyarakat melalui peternakan ayam.


“Jangan lupa meskipun saat ini Corona sudah reda misalnya,  tapi ekonomi tidak serta merta kembali pulih. Apalagi Corona belum reda,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin