Nasional

Suka Duka Jaga Rutinitas NU di Mimika Saat Suasana Tegang

Jumat, 13 September 2019 | 11:00 WIB

Suka Duka Jaga Rutinitas NU di Mimika Saat Suasana Tegang

Istighatsah rutin warga NU di SP3, Mimika. (Foto: NU Online/Sugiarso)

Mimika, NU Online
Kasus rasisme Papua yang awalnya terjadi di Surabaya dan Malang telah memicu gelombang protes di banyak kota besar di Papua dan Papua Barat. Di tengah suasana tegang yang diwarnai demo, bahkan anarkis, telah menganggu roda kehidupan di kawasan setempat.
 
Dalam kesempatan ini, ada kisah suka dan duka yang dituliskan koresponden NU Online di Timika untuk memperjelas situasi dan denyut kehidupan. Khususnya kegiatan Nahdlatul Ulama di Mimika di tengah suasana yang tegang dan pembatasan akses internet. Surat elektronik baru bisa dikirim Jumat (13/9) karena pembatasan akses internet.
 
Menjaga Rutinitas
Selasa (20/8) adalah jadwal rutinan istighotsah di Masjid Al-Fattah, Kampung Karang Senang, SP3, Distrik Kuala Kencana, Mimika. Informasi tentang kasus rasisme di Surabaya dan Malang sudah sampai ke Timika, namun suasana tampak tenang-tenang saja. 
 
Istighotsah An-Nahdliyah pun tetap digelar sekaligus doa untuk keamanan Mimika. Pembacaan tawassul dan qasidah dipimpin oleh Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Mimika, Sugiarso, sedangkan bacaan istighotsah dipimpin Ustadz Sholihin dari Jl. Serui Mekar Timika. Shalawat Asnawiyah pun dikumandangkan dengan penuh khidmat.
 
“Kita sekarang merasa bahwa keamanan itu penting ketika ketegangan melingkupi kita. Itulah manusia, baru merasa ketika sesuatu yang dimiliki itu hilang,” urai Sugiarso dalam mengawali kegiatan istighatsah. 
 
Menurutnya, NU memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan. “Selain amanah diniah dan wathaniah, NU juga memiliki amanah basariah sehingga nilai dan rasa kemanusiaan melewati batas ras, suku, dan agama”, jelasnya.
 
Sesaat sebelum istighotsah dimulai, internet sempat  aktif, namun sekitar pukul 21.00 waktu setempat akses internet sudah tidak aktif bersamaan dengan gelombang demo di beberapa kota lain di Papua. Sejak saat itu komunikasi kegiatan NU hanya bisa lewat sms dan telpon. 
 
“Tadi saya sempat mengirim foto kegiatan istighotsah ke grup WA Istighotsah,” kesan Sekretaris Pengurus Pondok Pesantren Darussalam Mimika, Arif Widiyanto, yang ikut hadir dalam rutinan istghotsah ini.
 
Usai pemblokiran dan isu demo di DPRD Mimika, kegiatan rutinan istighotsah di Masjid Istiqlal Kampung Bhintuka, Distrik Kuala Kencana, Sabtu (24/8) dan Masjid Al-Haq Kampung Pomako, Distrik Mimika Timur, Kab Mimika, Ahad (25/8) diliburkan dulu untuk keamanan jamaah istighotsah.  
 
Rabu siang (21/8) demo akhirnya benar meletus di kantor DRPD Mimika dengan anarkhis hingga merusak beberapa kendaraan dan bangunan.
 
Kerusuhan yang meletus tidak menyurutkan semangat untuk kembali mencoba menjalankan rutinan istighotsah. Alhamdulillah di tengah suasa ketegangan dan pemblokiran akses internet, rutinan istigohtsah kembali digelar di Masjid Al-Mujahidin Pondok Amor, Kampung Karang Senang, Distrik Kuala Kencana, Mimika pada Selasa (27/8) bakda Isya. 
 
Suasana yang tegang tidak menyurutkan semangat jamaah dari SP2 yang dikomando H Fadlan dan Hj Asmawati untuk hadir di Masjid Al-Mujahidin.
 
“Kita malam ini istighotsah dengan niat berdoa kepada Allah semoga kondisi Mimika dan Papua aman, khususnya di daerah Pondok Amor juga aman dengan berkah wasilah para muasis NU dan shalawat Asnawiyah,” terang Sugiarso saat mengajak jamaah berdoa dengan lantunan shalawat karya pendiri NU itu. 
 
Istighotsah malam itu dipimpin oleh Ustadz Sholihin dari Mimika Baru dan tausiah oleh Ustadz Hasyim Asy’ari dari Pondok Pesantren Darussalam Mimika, Kampung Mwuare.
 
“Mari kita istiqamahkan dzikir seperti ini. Jangan hanya dzikir saat suasana mencekam saja, namun dalam suasana senangpun tetap kita dzikir. Jadi istiqamah itu luar biasa fadilahnya lebih besar daripada seribu karamah,” urainya.
 
Dalam kesempatan itu juga jamaah istighotsah memberikan sumbangan berupa buku umum dan buku khusus, di antaranya tajwid, pendidikan agama Islam untuk SD dan SMP, pelajaran Bahasa Inggris, IPA dan sebagainya. Dalam kesempatan ini Ketua Bidang Dakwah Masjid Al-Mujahiddin, Syafruddin merasa sangat senang. 
 
“Kami mewakili pengurus yang lain mengucapkan banyak terima kasih untuk sumbangan bukunya ini dan khususnya kehadiran para ustadz dan jamaah yang jauh dari Kampung Mwuare dan SP2 Wanagon,” terangnya dengan muka berseri.
 
 
Pewarta: Sugiarso
Editor: Ibnu Nawawi