Nasional

Tips Pengamatan Gerhana yang Aman dan Berkesan

Sabtu, 20 Juni 2020 | 12:15 WIB

Tips Pengamatan Gerhana yang Aman dan Berkesan

Penampakan Gerhana Matahari. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Mengamati Gerhana Matahari membutuhkan teknik khusus agar bisa menyaksikan peristiwa langit langka ini dengan mata tetap sehat. Karenanya, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memberikan kiat-kiat menyaksikan Gerhana Matahari.


Cara pengamatan Gerhana Matahari yang dianjurkan adalah dengan menempatkan penghalang optis memadai di antara mata dan matahari sehingga sinarnya yang memasuki telah terkurangi sedemikian rupa hingga mencapai batas aman.


Pertama, melihatnya dengan menggunakan Filter Matahari, yang berbentuk kacamata Matahari. Yang diperbolehkan adalah filter ND5 (Neutral Density 5) yakni yang hanya bisa melewatkan 0,00001 bagian sinar Matahari.


Gerhana matahari juga bisa dilihat secara langsung dengan kacamata pengelas (welder glass) bernomor minimal 14.


Masyarakat juga dapat membuat filter sendiri, yakni berupa tiga lapis negatif film fotografi hitam putih mengandung perak yang telah dipapar cahaya dan dicuci lalu direkatkan menjadi satu.


Proses pengamatan Gerhana Matahari melalui filter Matahari, kacamata pengelas maupun filter buatan sendiri memiliki satu aturan tegas, yakni pengamatan harus mematuhi rumus satu banding satu (1:1) sehingga jika Gerhana Matahari diamati selama maksimal dua menit maka harus diikuti jeda (istirahat) pengamatan selama dua menit pula.


Sangat Tidak Dianjurkan


Sebaliknya, ada juga cara pengamatan Gerhana Matahari yang sangat tidak dianjurkan karena berbahaya bagi mata manusia, seperti menggunakan pantulan sinar matahari pada air yang tenang. Sebab, intensitas sinar matahari yang terpantulkan masih sebesar 0,02 bagian sehingga masih jauh di atas nilai ambang batas sinar matahari aman bagi mata manusia (0,00002 bagian saja).


Menggunakan bagian dalam disket (floppy disk) berupa cakram magnetik hitam dan compact disc (CD) juga sangat tidak dianjurkan untuk menyaksikan Gerhana Matahari. Hal tersebut mengingat intensitas sinar matahari yang diteruskan masih masih jauh di atas nilai ambang batas sinar matahari aman. 


Senada dengan disket dan CD, penggunaan film X–ray atau Roentgen yang telah terpakai dan filter fotografi netral dengan beragam kerapatan maupun kombinasi filter fotografi, termasuk filter polarisasi silang, juga tidak dianjurkan karena membahayakan.

 

Pun dengan filter buatan sendiri dari negatif film berwarna dan filter apapun yang dapat meneruskan cahaya benda terang selain matahari, misalnya sinar bulan.


Lokasi Pengamatan Lembaga Falakiyah


Guna membantu masyarakat luas dalam mengamati Gerhana Matahari Cincin pada Ahad (21/6) esok, sekaligus melaksanakan tugas–tugas kefalakiyahan, maka LF PBNU menggelar pengamatan di sejumlah titik. Hingga Jumat (19/6), titik–titik pengamatan yang terdaftar sebagai berikut.


1. Dam Payung Lebak Jabung, Kab. Mojokerto (Provinsi Jawa Timur), diselenggarakan oleh Lembaga Falakiyah PCNU Mojokerto. Narahubung Bp. Syamsul Maarif (082232866689).


2. Observatorium Joko Tole IAIN Madura, Kab. Pamekasan (Provinsi Jawa Timur), diselenggarakan oleh Lembaga Falakiyah PCNU Pamekasan bersama IAIN Madura dan BHR Pamekasan. Narahubung Bp. Hosen (081334095899).


3. Observatorium Malikussaleh IAIN Lhokseumawe, Kota Lhokseumawe (Provinsi Nangroe Aceh Darussalam), diselenggarakan oleh Lembaga Falakiyah PCNU Kota Lhokseumawe. Narahubung Bp. Ridwan Haji Ali (081360760227).


4. Islamic Center Balikpapan, Kota Balikpapan (Provinsi Kalimantan Timur), diselenggarakan oleh Lembaga Falakiyah PCNU Kota Balikpapan. Narahubung Bp. Ibnu Sina (08152803574).


5. Kota Makassar (Provinsi Sulawesi Selatan), diselenggarakan oleh pribadi. Narahubung Bp. Raja Muda Lologau (081242924444).


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad