Nasional

Tradisi Masyarakat Sambut Lebaran, Ziarah Kubur hingga Membuat Kue

Selasa, 9 April 2024 | 23:30 WIB

Tradisi Masyarakat Sambut Lebaran, Ziarah Kubur hingga Membuat Kue

Tradisi ziarah kubur. (Foto: NU Online/Suwitno)

Kudus, NU Online

Islam dan tradisi merupakan dua hal yang tak terpisahkan di Indonesia. Masyarakat Indonesia mempunyai tradisi yang unik bahkan religius pada momen menjelang Lebaran. Salah satunya tradisi ziarah kubur yang dilakukan para warga Desa Samirejo, Dawe, Kudus, Jawa tengah. 


Salah seorang Dosen UNSIQ Wonosobo, Assa Kamalia yang kini telah mudik ke kampung halamannya menjelaskan terkait tradisi ziarah kubur yang dilakukan para warga di desanya.


"Tradisi ini namanya ziarah kubur, seperti di daerah Indonesia pada umumnya," ujar Assa, Selasa (9/4/2024). 


Assa mengungkapkan, salah satu alasan tradisi ziarah kubur ini bermula. Menurutnya, ada kaitannya dengan para ahli kubur.


"Kalau orang zaman dulu bilang, ketika sudah berakhir Ramadhan dan takbir sudah berkumandang, ahli kubur itu pada sedih. Makanya kita yang masih hidup di dunia menjenguk mereka agar tidak sedih, ya karena kesepian di sana," terangnya.


Assa melanjutkan, mayoritas warga desanya mempercayai hadits ziarah kubur yang menyebut bahwa tujuan ziarah kubur bagi seorang Muslim adalah untuk mengingat kematian, sekaligus memberi bantuan doa kepada orang yang sudah meninggal. 


Ia menyampaikan, praktik ziarah kubur ini diawali dengan membaca Al-Qur'an atau Surat Yasin dan tahlil, yang bacaannya dihadiahkan untuk arwah yang sudah meninggal.


"Sehingga di alam sana mereka tidak merasa sendirian," papar Assa.


Selain ziarah kubur, ada tradisi lain yang dijalankan masyarakat Indonesia, salah satunya membuat kue untuk menyambut Lebaran.


Hal itu dilakukan oleh warga Desa Padaherang, Kecamatan Padaherang, Pangandaran, Jawa Barat, Rena Rizki.


Ia mengatakan, untuk menyambut Lebaran, para warga di desanya kerap membuat kue atau sajian camilan yang dibuat satu pekan sebelum Lebaran. Kue yang dibuat pun beragam.


"Misalnya kue nastar, sagu keju, brownis kering, atau yang lainnya," ungkap Rena.


Selain itu, warga juga membuat camilan renyah untuk mengisi toples, seperti keripik bawang dan sistick.


Hal serupa juga dilakukan Laily Sholihatin, warga Desa Petung, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur. 


Saat menjelang Lebaran seperti ini, ia dan warga di desanya membuat beraneka macam kue, seperti roti kacang, kue salju, semprit, nastar, dan kastangel. 


"Tidak hanya kue, ada camilan juga, seperti: rempeyek, rengginang, kemplang dan gapitan," kata Laily


Ia mengatakan, kue dan camilan ini akan menjadi hidangan dan dimakan saat Lebaran nanti.


"Tradisi dimulainya saya tidak tahu, yang pasti sejak saya lahir, sudah ada tradisi ini," pungkasnya.