Nasional

Yenny Wahid Nilai Tindakan Bodoh Berkunjung ke Israel di Tengah Genosida

Rabu, 17 Juli 2024 | 21:00 WIB

Yenny Wahid Nilai Tindakan Bodoh Berkunjung ke Israel di Tengah Genosida

Yenny Wahid saat berkegiatan di kantor PBNU Jakarta. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menilai tindakan lima orang nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog adalah sebuah kebodohan. Yenny beralasan bahwa kunjungan tersebut tidak melihat Tindakan genosida oleh Israel terhadap rakyat Palestina.


"Menurut saya agak bodoh, dalam hal ini. Saya gunakan kata yang agak keras karena konteksnya kalau cuma lugu kita melihat begitu besar porsi berita yang ada di seluruh dunia mengenai konflik yang terjadi di Gaza. Tidak mungkin tidak terekspos apa yang terjadi," kata Yenny, Rabu (17/7/2024).


Yenny yang juga aktif dalam diplomasi perdamaian global mengatakan, tidak ada isi yang dianggap bisa mewakili kemerdekaan untuk Palestina dalam kunjungan mereka. Justru, kehadiran mereka, lanjut Yenny, dimanfaatkan Israel untuk mengaitkan sebagai branding Israel dekat dengan aktivis Islam Indonesia.


"Dialog pasti ada tempatnya tapi tidak harus sekarang ketika sedang ada konflik besar-besaran dan ketika terjadi genosida dan dialognya seperti apa dilakukan dengan siapa, punya bergaining power enggak? Punya satu kekuatan enggak untuk membuat suatu penekanan meminta agar Israel mendengarkan posisi dari masyarakat dunia," terangnya.


Menurut Yenny, saat ini yang perlu dilakukan oleh warga dunia yaitu melakukan pressure atau tekanan kepada Israel. Bukan hanya tekanan ke Israel, tetapi juga terhadap sekutu-sekutu Israel.


"Kita sebagai masyarakat dunia harus melakukan tekanan terhadap Israel agar mereka mau mengakui kedaulatan Palestina dengan menghentikan serangan-serangan yang terjadi secara masif terhadap banyak sekali orang-orang yang tidak berdosa yang ada di Gaza," jelasnya.


Kerja sama internasional harus melalui PBNU

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menegaskan kebijakan PBNU terkait hubungan kerja sama kelembagaan, baik di lingkup domestik maupun internasional harus melalui prosedur PBNU.


Kebijakan tersebut ditegaskan kembali oleh Gus Yahya imbas sikap teledor lima orang nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di tengah kekejaman dan kebrutalan Israel yang menewaskan puluhan ribu rakyat Palestina sejak 7 Oktober 2023.


"Kebijakan PBNU mengenai engagement, hubungan kerja sama, dan sebagainya adalah bahwa hubungan kerja sama kelembagaan baik di lingkup domestik pada level nasional atau lebih lagi engagement internasional harus melalui PBNU," ujar Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2024).


Gus Yahya menekankan bahwa semua kerja sama internasional yang membawa nama lembaga harus mendapatkan persetujuan dari PBNU.

 

"Semua engagement yang tidak melalui prosedur tersebut bukanlah engagement kelembagaan dan organisasi tidak akan mengambil tanggung jawab di dalam engagement tersebut," tegasnya.