Warta

FKB Sambut Baik Rancana Anggota TNI Berjilbab

Kamis, 13 Desember 2007 | 10:36 WIB

Jakarta, NU Online
Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI menyambut baik rencana TNI yang mengizinkan anggotanya yang perempuan menggunakan jilbab. FKB menilai, rencana tersebut menunjukkan bahwa TNI benar-benar telah membuktikan diri sebagai lembaga yang sungguh-sungguh dalam melakukan reformasi internal.

"Ini menunjukkan TNI telah mulai membuka diri untuk melakukan pola akulturasi terhadap model rekrutmen tentara dari kalangan perempuan," kata Sekretaris FKB DPR Anisah Mahfudz, Kamis (13/12).<>

Ansah mengatakan, kebijakan baru tersebut inheren dengan semangat UUD 1945, di mana setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum dan Pemerintahan. "Kebijkan ini meng-endorse dan memperkuat sistem pertahanan Rakyat Semesta yang dianut negara kita," pungkas Anisah.

Sebelumnya, Kadispen Umum Markas Besar TNI, Kolonel Ahmad Yani Basuki, menyatakan, pada prinsipnya tidak ada larangan TNI wanita berjilbab. Mengenai aturannya saat ini sedang dikaji Mabes TNI. "Prinsipnya tidak ada larangan. Tapi, kita juga tidak dalam posisi sedang membahasnya atau mengkaji. Sebab di internal TNI itu bukan masalah," ungkapnya.

Munculnya wacana tersebut, menurutnya, terkait pertanyaan salah satu anggota dewan saat melakukan fit and proper test (uji kelayakan) pada calon Panglima TNI. KSAD Djoko Santoso, satu-satunya kandidat Panglima, saat itu ditanya apakah boleh tentara wanita berjilbab. Saat itu, KSAD menyatakan tidak ada larangan soal itu.

Namun, imbuh Yani, TNI memiliki aturan tentang tata cara berpakaian tentara wanitanya yang berlaku secara nasional, yakni, celana panjang atau rok. Sebagai Tentara Nasional Indonesia, TNI mengacu pada prinsip-prinsip yang berlaku secara nasional.

"Tidak ada yang khusus soal agama. Kita menganut prinsip nasionalisme. Di Aceh tentara wanita mengenakan jilbab. Sebab, ketentuan syariat Islam yang berlaku di Aceh sudah menjadi kesepakatan nasional seiring otonomi khusus di wilayah itu. TNI menjunjung tinggi ketentuan yang disepakati secara nasional ini. Kita sesuaikan, jadi prinsipnya nasionalisme," papar Yani.

Karenanya, imbuh dia, wanita TNI berjilbab bukanlah sesuatu yang baru, sehingga bukan wacana baru pula. (dtc/rif)