Daerah

Habib Umar: Rasulullah Perintahkan Santuni Anak Yatim Setiap Saat

Senin, 8 Agustus 2022 | 08:00 WIB

Habib Umar: Rasulullah Perintahkan Santuni Anak Yatim Setiap Saat

Habib Umar Muthohar saat pengajian dalam rangka buka luwur Kanjeng Sunan Kudus. (Foto; YouTube Official Menara Kudus)

Kudus, NU Online
Menyantuni anak yatim piatu menjadi amaliah yang dilakukan oleh masyarakat. Namun, semestinya perintah itu harus dijalankan setiap saat. Hal ini diterangkan Habib Umar Muthohar saat mengisi acara pengajian buka luwur kanjeng Sunan Kudus.


“Kenapa doanya waliyullah gampang terkabul? Karena para waliyullah itu langsung menjalankan perintah Allah, tidak menunda-nunda. Berbeda dengan kita ketika diperintah Allah selalu menunda-nunda,” kata Habib Umar dalam YouTube Official Menara Kudus, Ahad (7/8/2022) malam.


“Contoh, ketika adzan kita sering menunda-menunda shalat. Berbeda dengan waliyullah, sudah ada di masjid sebelum adzan dikumandangkan,” tutur Habib Umar di Masjid Menara Kudus dalam rangka Pengajian 10 Muharram 1444 H dan Buka Luwur Kanjeng Sunan Kudus.


Para waliyullah, lanjut Habib Umar, ketika diperintah menyantuni anak yatim maka langsung menyantuni mereka. “Dalam menyantuni anak yatim, tidak hanya di bulan Muharram saja. Tetapi sepanjang waktu kita harus menyantuni anak yatim,” sambungnya.


Habib Umar menjelaskan bahwa Rasulullah saw telah bersabda, barang siapa yang mengusap kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka rahmat Allah akan turun kepadanya.


“Tapi, bukan serta-merta hanya mengusap kepalanya. Tetapi, juga memberikan kepedulian dan perhatian kepada mereka,” terangnya.


Habib Umar menambahkan, Rasulullah saw bersabda dalam haditsnya bahwa dirinya adalah seorang bapak yang penuh kasih sayang kepada anak yatim dan para janda.


Sayangi yatim dan janda
Kenapa Nabi Muhammad sangat menyayangi anak yatim dan janda serta memperhatikan mereka? Habib Umar mengatakan, karena ketika sudah tidak punya bapak atau suami makan tiang yang menopang rumah tangga sudah kurang sehingga menjadi lemah.


Ia mengungkapkan bahwa sayangnya Nabi Muhammad kepada anak yatim membuat orang-orang iri dan ingin menjadi yatim juga. Ada sebuah kisah, ketika hendak melakukan shalat Idul Fitri berjamaah, Rasulullah saw bertemu sekelompok anak kecil yang sedang bermain menggunakan baju baru dan membawa permen.


“Kemudian ada salah seorang anak yang berada di pojokan sedang duduk sedih. Lalu, Nabi berhenti untuk menemui anak yang sedang di pojokan tersebut. Nabi bertanya kepada anak itu, kenapa kamu tidak bermain bersama mereka? Lalu anak itu menjawab kalau dia tidak mempunyai baju baru dan permen,” paparnya.


Habib Umar melanjutkan, anak itu malu bermain bersama mereka. Saat ditanya keberadaan bapaknya, ia menjawab kalau bapaknya telah syahid saat berperang bersama Nabi. Ia tidak mengetahui sedang berbicara dengan Nabi Muhammad.


“Akhirnya, Nabi mengajak anak tersebut ke rumahnya. Ke masjid pun ditunda. Setelah memberi baju dan segala yang dibutuhkan, lalu Nabi memerintahkan anak tersebut untuk bermain dengan anak-anak yang lain. Setelah itu Nabi melanjutkan perjalanannya ke masjid,” tuturnya.


Habib Umar menegaskan bahwa keutamaan orang yang menyayangi anak yatim, kedudukannya sangat dekat dengan Nabi Muhammad. Nabi bersabda, aku bersama orang yang menyayangi anak yatim seperti jari telunjuk dan jari tengah.


“Mengisyaratkan bahwa kedekatan Nabi dengan orang yang menyayangi anak yatim sangat dekat. Orang yang menyayangi anak yatim kebaikannya akan kembali kepada dirinya sendiri,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori