Daerah

Ketua Pagar Nusa Jember: Alhamdulillah, Hari Ini 3 Rayon Berdiri

Sabtu, 25 Januari 2020 | 15:15 WIB

Ketua Pagar Nusa Jember: Alhamdulillah, Hari Ini 3 Rayon Berdiri

Ketua PC Pagar Nusa Jember, H Fathorrozi saat memberikan sambutan dalam Tasyakuran Pagar Nusa Rayon Al-Amien 3 di Pondok Pesantren Al-Amien, Desa Sabrang, Ambulu, Jember, Sabtu (25/1) malam. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online

Kader Pagar Nusa harus tunduk terhadap ulama dan NU. Sebab NU adalah induk organisasi dari Pagar Nusa. Karena itu, sepak terjang kader Pagar Nusa tetap berkiblat kepada ulama dan NU, dan harus loyal. Apapun yang terjadi, jika ada panggilan NU, maka semua harus dikesampingkan.

 

“Menjadi pesilat Pagar Nusa harus sigap, siap membela ulama kapanpun diperlukan. Tidak boleh mundur sejengkalpun jika konteksnya membela ulama,” ujar Ketua Pimpinan Cabang Pagar Nusa Jember, Jawa Timur, H Fathorrozi saat memberikan sambutan dalam Tasyakuran Pagar Nusa Rayon Al-Amien 3 di Pondok Pesantren Al-Amien, Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (25/1) malam.

 

Menurutnya, jasa ulama begitu besar di negeri ini. Tidak ada yang menyangsikan loyalitas ulama dan NU terhadap NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ulama sangat mencintai keutuhan NKRI. Apapun taruhannya, ulama berada di barisan terdepan jika Pancasila dan NKRI ada yang merongrong.

 

“Semangat itu pula yang harus dimiliki oleh pesilat Pagar Nusa,” urainya.

 

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo itu menegaskan, Pagar Nusa tidak semata-mata menggodok orang dengan ilmu beladiri tapi juga mengajari akhlak. Sopan santun diajarkan dalam bentuk praktik tingkah laku.

 

“Bagaimana yang muda harus menghormati yang tua, yang tua harus menyayangi yang muda,” jelasnya.

 

H Rozi –sapaan akrabnya—juga menegaskan bahwa pihaknya kedepan akan menyolidkan struktur kepengurusan Pagar Nusa di semua tingkatan. Karena itu, ia berharap agar antar pesilat saling menguatkan satu sama lain, menjaga kerukunan, dan jangan menimbulkan perpecahan.

 

“Ciri-ciri seorang pesilat (Pagar Nusa), pantang membuat keributan, pantang menjelek-jelekkan sesama pesilat. Kalau ada yang seperti itu, maka sesungguhnya dia bukan pesilat yang sejati,” urainya.

 

Di bagian lain, H Rozi juga menyatakan, tak kalah pentingnya dalam berorganisasi adalah loyalitas. Yaitu patuh dan tunduk pada aturan organisasi. Pagar Nusa, katanya, terbuka bagi siapapun untuk bergabung kedalamnya dengan catatan harus ikut aturan yang berlaku dalam organisasi silat milik NU itu.

 

“Kalau sudah masuk Pagar Nusa, jangan setengah-setengah. MuLai dari pakaian hingga benderanya, harus Pagar Nusa. Jangan ada bendera lain,” jelasnya.

 

Sebelumnya hari ini juga, H Rozi juga menghadiri Tasyakuran Pagar Nusa di Wuluhan. Sedangkan di pagi hari, ia menghadiri Wisuda dan Tasyakuran Pimpinan Rayon Asy-Syafi’iyah, Desa Sukurejo, Bangsalsari, Kabupaten Jember.

 

Alhamdulillah, ini sungguh membanggakan. Ini kemajuan yang luar biasa. Hari ini saya menghadiri pembentukan 3 rayon Pagar Nusa di tiga lokasi berbeda,” pungkasnya.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi