Ngontel Bareng Kiai dan Bu Nyai, Cara Pesantren di Blitar Rayakan Maulid
Senin, 2 November 2020 | 09:30 WIB
Pengasuh Pesantren Mambaul Hikam, KH Diyauddin Azam-zami dan keluarga ikut ngontel bareng bersama warga. (Foto: NU Online/Imam Kusnin A)
Imam Khusnin Ahmad
Kontributor
Blitar, NU Online
Setiap tahun, Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam Mantenan Udanawu, Blitar, Jawa Timur selalu memperingati hari santri. Beragam kegiatan dilaksanakan, termasuk ngontel bareng kiai dan bu nyai yang dilaksanakan tahun ini.
Tahun ini pesantren yang didirikan almaghfurullah KH Abdul Ghofur ini juga menggelar acara serupa pada Ahad (1/11) dengan jumlah peserta lebih banyak. Selain para santri dan warga sekitar, Ngontel bareng juga diikuti sejumlah tokoh, termasuk Pengasuh Pesantren Mambaul Hikam yakni KH Diyauddin Azam-zami dan keluarga.
Kegiatan juga diikuti ribuan peserta, dari para santri dan masyarakat sekitar. Acara dimulai pukul 06.30 WIB dengan rute melalui jalan desa di Kecamatan Ponggok dan Udanawu dan kembali ke halaman pesantren. Dan selama kegiatan berlangsung, protokol kesehatan tetap dijaga. Hal tersebut dengan keterlibatan petugas kepolisian dan warga yang suka rela menjaga suasana.
"Alhamdulillah acara lancar dan lebih meriah.Pas tanggal 22, kami hanya menyelenggarakan apel bersama dan ngontel bareng ini rangkaian acaranya dan kita gelar setiap tahun," kata KH Diya'uddin Azam-zami usai ikut keliling kampung.
Dijelaskannya bahwa kegiatan selalu diselenggarakan sebagai sarana memotivasi para santri dan masyarakat, bahwa hidup sehat itu penting.
“Dan olahraga ini sebagai sarana ikhtiar agar para santri dan masyarakat tetap sehat apalagi saat ini berbulan-bulan ada pandemi,” jelasnya. Melalui hari santri dijadikan momentum untuk menggerakkan semangat para santri untuk belajar dan ngaji kembali, lanjutnya.
Perlu diketahui Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam Mantenan Udanawu, lokasinya di Dusun Wonorejo, Slemanan. Sekitar 24 KM dari Kota Blitar dan 23 KM dari Kota Kediri. Pondok pesantren ini berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4 hektar, yang merupakan tanah wakaf dan tanah milik keluarga pesantren.
Pesantren sering dikenal dengan sebutan Pondok Mantenan, meskipun kenyataannya berada di Dusun Wonorejo. Hal itu karena pesantren yang kini memiliki lebih dari seribu santri putra dan putri tersebut sejak awal berdirinya dibantu warga sekitar.
Secara resmi yakni tahun 1907, pondok ini didirikan KH Abdul Ghofur. Sepeninggalnya, dilanjutkan generasi berikutnya, yakni Kiai Mirzam Sulaiman Zuhdi dan KH Zubaidi. Kemudian sepeninggal dua kiai tersebut, pesantren diasuh oleh KH Mohammad Diyauddin Azam-zami dan KH Mohammad Sonhaji Nawal Karim
Kontributor: Imam Kusnin Amad
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Gus Baha Jelaskan Alasan Mukjizat Nabi Muhammad Tak Seperti Nabi Sebelumnya
2
Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024 Malam Ini, Berikut Cara Ceknya
3
Mengenal Susu Ikan, Cek Kandungan Gizinya bagi Tubuh
4
Direktur PD Pontren Kemenag Sayangkan Beberapa Pihak Belum Paham UU 18/2019 tentang Pesantren
5
Kitab Haulal Ihtifal bi Dzikra Maulidin Nabi, Menelusuri Sejarah dan Hukum Maulid Nabi
6
30 Menit Terakhir, Gempa Bumi Susulan Guncang Bandung 4 Kali
Terkini
Lihat Semua