Humor

Kiai Wahab Chasbullah Berusaha Menyuap Kiai Bisri Syansuri

Ahad, 15 September 2024 | 14:53 WIB

Kiai Wahab Chasbullah Berusaha Menyuap Kiai Bisri Syansuri

KH Saifuddin Zuhri (kiri) bersama KH Bisri Syansuri (tengah) dan KH Wahab Hasbullah (Foto: NU Online)

Berbeda dengan aktivis NU yang lain, saya sangat jarang berdekatan dengan almarhumah Ibu Lily Wahid. Sekalinya berdekatan, cerita beliau 'daging' semua. 


Waktu itu, Ibu Lily menjadi pembicara dalam acara peringatan 40 hari adiknya, almarhum Gus Hasyim Wahid (Gus Iim), September 2020, di Pesantren Ciganjur. Bunda, begitu almarhumah biasa disebut, berkisah hubungan dengan adiknya yang agak aneh. 


"Hubungan saya itu sama Iim aneh, kayak bukan kakak adik, kayak bukan saudara kandung. Saya yang harus ngalah ke rumah dia atau komunikasi dulu dengan dia. Kalau tidak, yang mungkin tidak pernah bertemu," begitu adik Gus Dur itu mengawali pembicaraannya. Tetapi sikap Gus Iim itu bukan hanya dialami oleh Bunda Lily, melainkan pada semuanya. 


"Kalau dipikir memang bikin mumet, tetapi kalau dibawa ringan ya ringan. Tetapi, hubungan yang aneh juga terjadi pada keluar-keluarga pesantren yang lain," lanjut cucu Kiai Bisri dari jalur mendiang Ibu Sholichah Munawwaroh itu.


"Yang paling aneh ya hubungan Mbah Wahab dan Mbah Bisri. Beliau berdua itu saudara ipar dan juga seperguruan di Tebuireng, sesama murid Mbah Hasyim Asy'ari," lanjut Bunda Lily.


Bunda Lily menjelaskan bahwa 2 ulama itu sebetulnya berlainan sifat dan banyak berbeda pada soal-soal strategi, tetapi Mbah Wahablah yang meminta Mbah Bisri menikahi adiknya, Nyai Hj. Nur Khodijah Chasbullah. Dan Mbah Bisri bersedia. Mbah Bisri menikah dengan Nyai Khodijah sampai akhir hayat, tanpa poligami.


Suatu hari, kata Bunda Lily, Mbah Wahab mengundang adiknya ke rumah. Acaranya adalah makan-makan saja, tanpa pembicaraan yang berat-berat. Namun, waktu itu Mbah Wahab dan Mbah Bisri diketahui sedang berbeda tajam tentang DPR-GR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong), yang dibentuk Presiden Sukarno, tahun 1960. Mbah Wahab setuju, sementara adik iparnya menolak.


Bunda Lily menceritakan bahwa Mbah Bisri menerima undangan makan-makan kakak iparnya. Singkat cerita makan-makan selesai, semua yang datang senang, tak terkecuali Mbah Bisri yang sedang berbeda pendapat dengan sang tuan rumah.


"Makanannya enak-enak. Saya habis banyak. Semoga ini bukan makanan sogokan agar saya setuju DPR-GR. Saya tetap tidak sepakat DPR-GR," begitu cerita Bunda Lily menirukan kakeknya. Katanya, Mbah Wahab tertawa-tawa mendengar statemen adik iparnya itu, sambil berseloroh, "Masa iya saya mau menyuap kiai, meski adik sendiri."