Internasional

Respons 'Perdamaian' Trump, Warga Palestina Cetuskan ‘Hari Kemarahan’

Rabu, 29 Januari 2020 | 15:15 WIB

Respons 'Perdamaian' Trump, Warga Palestina Cetuskan ‘Hari Kemarahan’

Palestina sudah memboikot pemerintahan Trump karena agenda yang jelas-jelas pro-Israel, dan mereka merencanakan "hari kemarahan" pada Selasa (28/1) kemarin.

Yerusalem, NU Online
Presiden Amerika Serikat Donald Trump merencanakan perdamaian di Timur Tengah, khususnya antara Palestina dan Israel. Namun, upaya yang dilakukan Trump justru lebih menguntungkan pihak Israel berdasarkan dokumen perdamaian yang bocor.

Namun, jika dokumen yang baru saja bocor terbukti benar, Trump tampaknya bersiap untuk mengumumkan kesepakatan yang sesuai dengan harapan pendukungnya dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Presiden Trump mungkin meyakini - tanpa keraguan - bahwa dia menawarkan "kesepakatan abad ini".

Kesepakatan ini mungkin memberikan keuntungan besar bagi Netanyahu. Israel bisa jadi diberikan lampu hijau untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki berdasarkan daerah-daerah di mana warga Yahudi telah menetap.

Orang-orang Palestina akan diberitahu bahwa adalah mereka harus menerima kenyataan demi kepentingan terbaik mereka, berkonsentrasi pada pemanis ekonomi.

Palestina sudah memboikot pemerintahan Trump karena agenda yang jelas-jelas pro-Israel, dan mereka merencanakan "hari kemarahan" pada Selasa (28/1) kemarin.

Dikutip CNN, Rabu (29/1), berikut beberapa poin kunci Rencana Perdamaian Timur Tengah Trump:

1. Semua pemukiman Israel di Tepi Barat akan dianeksasi Israel. Kata Trump, pembagian wilayah tidak mengharuskan siapa pun untuk pindah.

2. Lembah Jordan juga berada di bawah kedaulatan Israel.

3. Yerusalem menjadi ibu kota Israel yang tidak bisa dipisahkan.

4. Situs keagamaan tetap bisa diakses semua pemeluk agama. Temple Mount (Haram as-Syarif) akan tetap berada di bawah pengawasan Yordania.

5. Ibu kota Negara Palestina masa depan berada di daerah yang terletak tepat di timur dan utara tembok yang mengelilingi bagian dari Yerusalem. Itu bisa dinamai al-Quds atau lainnya terserah Negara Palestina masa depan.

6. Hamas akan dilucuti. Gaza dan seluruh wilayah Negara Palestina di masa depan akan didemiliterisasi.

7. Membuat ‘jalur transportasi berkecepatan tinggi’ antara Tepi Barat dan Gaza, yang melintasi atau di bawah wilayah berdaulat Negara Israel.

8. Kedua belah pihak, Palestina dan Israel, saling mengakui: Negara Palestina sebagai negara bangsa bangsa Palestina dan Negara Israel sebagai negara bangsa bangsa Yahudi.

9. Israel tidak akan membangun pemukiman baru di wilayah yang tidak dibayangkan menjadi wilayah kedaulatannya di bawah rencana selama empat tahun ke depan.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon