Jakarta

Gerakan Coblos Semua Paslon di Pilkada Jakarta Dinilai sebagai Sikap Putus Asa dan Pesimistis

Jumat, 13 September 2024 | 13:00 WIB

Gerakan Coblos Semua Paslon di Pilkada Jakarta Dinilai sebagai Sikap Putus Asa dan Pesimistis

Ilustrasi calon kepala daerah pilkada. (Foto: bawaslu.go.id)

Jakarta, NU Online

Gerakan coblos semua pasangan calon (paslon) mencuat dan mewarnai proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Gerakan ini muncul dari pendukung Anies Baswedan yang gagal mengikuti kontestasi karena tidak diusung oleh satu pun partai politik.


Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Lutfi Hakim menilai gerakan coblos semua paslon itu justru mencerminkan sikap putus asa dan pesimistis yang tidak baik dalam demokrasi.


“Gerakan coblos semua paslon merupakan gerakan putus asa dan pesimistis, yang sangat tidak dianjurkan dalam ajaran Islam. Sudah seharusnya ditolak,” ujar Kiai Lutfi, seperti dikutip NU Online Jakarta.


Kiai Lutfi menilai, penyebab gerakan ini muncul karena didasari oleh sikap politik eksklusif yang merasa bahwa tidak ada satupun paslon yang baik atau mampu membawa kebaikan. Ia memandang masyarakat tidak menyikapi Pilkada berdasarkan program yang ditawarkan paslon.


“Menurut saya, masyarakat kita di dalam menyikapi Pilkada ini cenderung menggunakan hati, sehingga terjebak dalam persoalan suka atau tidak suka. Sementara tawaran program dari paslon terkadang diabaikan,” jelasnya.


Kiai Lutfi menegaskan, Pilkada seharusnya menjadi ajang adu program dan gagasan untuk kepentingan masyarakat Jakarta. Sementara masyarakat Jakarta juga mempunyai peran penting untuk mengawal dan mengevaluasi pemimpin apabila melenceng dari tugas dan fungsinya.


“Dari situ kita bisa menilai arah kebijakan mereka untuk daerah pemilihannya ke depan. Selain itu untuk mengevaluasi kinerja mereka saat sudah terpilih,” ujarnya. 


Baca selengkapnya klik di sini.