Nasional

Gus Dur dalam Doa Buya Husein dan Prof Nasaruddin Umar

Senin, 19 Desember 2022 | 18:30 WIB

Gus Dur dalam Doa Buya Husein dan Prof Nasaruddin Umar

Buya Husein Muhammad dan Prof Nasaruddin. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Husein Muhammad (Buya Husein) dan Rais Syuriyah PBNU Prof KH Nasaruddin Umar diberi kesempatan untuk membacakan doa penutup dalam gelaran Haul Ke-13 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (17/12/2022) malam. 


Secara bergantian, keduanya membaca untaian doa yang penuh dengan pengharapan dan kalimat-kalimat sarat makna. Buya Husein, sebelum berdoa secara khusus untuk Gus Dur, terlebih dulu mendoa agar negara dan bangsa ini diberikan keamanan dan kucuran kasih sayang Allah.


Lalu Prof Nasar memohon kepada Allah agar almaghfurlah Gus Dur dijadikan tetap hidup di dalam hati para pencintanya. Ia menyebut sabda Rasulullah Muhammad bahwa para ulama merupakan penerus para Nabi. Prof Nasar kemudian memohon agar menjadikan para penerus perjuangan Gus Dur ini sebagai ahli waris intelektual dan spiritual Gus Dur. 


Berikut kutipan Gus Dur yang disebut dalam Doa Buya Husein:


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang
Kami mohon lindungi negara dan bangsa kami
Dari kekacauan dan dari segala petaka serta segala fitnah


Anugerahi kami rasa aman
Keimanan yang kokoh
Kedamaian dan keberkahan


Satukan hati kami untuk menegakkan kebenaran dan keadilan
Padamkan api nyala fitnah yang mencerai-beraikan persaudaraan kami 
Tutuplah pintu petaka yang meluluhlantakkan cinta antara kami 


Ya Allah Ya Tuhan kami
Satu-padukan hati dan langkah kami
Melawan segala bentuk kehendak yang akan meruntuhkan bangunan negara bangsa ini


Wahai Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih
Bimbinglah para pemimpin bangsa kami, menapaki jalan-Mu
Jadikan tanah air dan rumah-rumah kami aman, damai, dan sentosa
Kabulkan cita-cita bangsa kami yang Engkau rela atasnya
Dan jadikan hari-hari akhir kami selalu dalam amal-amal shaleh


Wahai Tuhan Alam Semesta
Hari ini, 13 tahun yang lalu
Hamba-Mu yang mencintai-Mu dan yang kami cintai
Abdurrahman Wahid telah pulang kembali keharibaan-Mu, memenuhi panggilan-Mu


Kami hamba-hamba-Mu yang hadir di sini
Memohon kepada-Mu
Sayangi dia sepenuh dan dengan seluruh kasih-Mu
Jadikan tempat istirahat abadinya berpendar cahaya selamanya
Jadikan taman surgawi tempat abadinya itu dalam suasana riang, damai, dan tenang


Wahai Allah Yang Maha Kasih
KH Abdurrahman Wahid adalah hamba-Mu yang tulus memenuhi ajakan-Mu agar mencintai semua ciptaan-Mu
Dia hamba-Mu yang selalu meminta kepada-Mu
Sepanjang hari, sepanjang malam, dan setiap embusan nafas
Agar kami tak lagi bertengkar 
Hanya karena keyakinan, pikiran, dan baju kami berbeda-beda
Agar kami damai, bersaudara, dan menjalin cinta dan kasih sayang
Biarpun baju, jalan, dan cara hidup kami berbeda-beda
Agar kami membangun negeri ini bersama-sama
Meski dengan seluruh kebiasaan dan keberadaan kami yang berwarna-warni
Agar negeri ini selalu utuh, damai, diliputi keadilan, sejahtera lahir dan batin


Wahai Tuhan yang tak ada Tuhan selain Engkau 
Meski dia telah tak lagi bersama kami
Dia selalu ada di dekat dan di hati kami
Dan kami selalu ingin bersamanya
Melanjutkan mimpi-mimpinya yang indah bagi bangsa dan negeri kami yang kami cintai dan dicintainya


Ya Allah
Anugerahi kami kemampuan menjalankannya sepenuh dan seluruh hati kami


Setelah Buya Husein selesai merapalkan doa-doa untuk Gus Dur dan bangsa Indonesia, kini giliran Prof Nasaruddin Umar yang memanjatkan doa. Berikut kutipan doa yang diungkap Imam Besar Masjid Istiqlal untuk Gus Dur: 


Ya Allah Ya Tuhan kami
Engkau pernah berfirman, “Janganlah kalian mengira bahwa orang yang telah membunuh egonya, mengorbankan pribadinya, subjektivitasnya adalah wafat, melainkan akan tetap hidup dan akan selalu mendapatkan rezeki.”


Jadikanlah almarhum almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid selalu hidup di dalam jiwa kami dalam pikiran kami
Jadikanlah kami semua adalah ahli waris spiritual dan ahli waris intelektual Gus Dur


Ya Allah Ya Tuhan kami
Engkaulah yang selalu menggambarkan Rasulullah saw di dalam Al-Qur’an selalu menggunakan fi’il mudhari’, artinya Rasulullah tidak pernah wafat di dalam hati kami, selalu memberikan bimbingan dan tuntutan 


Kami yakin, dengan sabda Rasul-Mu, al-‘ulama waratsatul ambiya, para ulama itu adalah ahli warismu, ya Rasulallah, jika engkau tidak pernah wafat maka para ulama pun tidak pernah wafat


Ya Allah
Berikanlah kemampuan kami untuk belajar kepada bukan hanya orang hidup tetapi mampu diajar oleh orang-orang yang sudah wafat


Ya Allah Ya Tuhan kami
Jadikanlah kami mampu belajar bukan kepada hanya personal teachers tapi juga mampu belajar kepada impersonal teachers, seperti yang Engkau pernah anugerahkan kepada para kekasih-Mu yang lain


Ya Allah Ya Tuhan kami
Pada akhirnya kami menyerahkan diri ini sepenuhnya kepada-Mu
Kami sungguh sangat yakin bahwa Engkau adalah Tuhan kami
Lebih menonjol sebagai Tuhan Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih, Maha Penyayang
Bukan sebagai Tuhan Yang Maha Penghukum dan Maha Penyiksa


Tidak ada untungnya bagi-Mu, ya Allah menyiksa hamba-Mu yang sudah tafakkur tersungkur yang memohon pengampunan-Mu dan memohonkan pengampunan kepada para kekasih-Mu yang mendahului kami, wabilkhusus guru kami orang tua kami, KH Abdurrahman Wahid.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad