Nasional

Manuskrip Keislaman Nusantara Diharapkan Bisa Mendunia

Sabtu, 3 Oktober 2020 | 03:15 WIB

Manuskrip Keislaman Nusantara Diharapkan Bisa Mendunia

menyampaikan bahwa Penyusunan Repositori Online Naskah Keagamaan Madura yang dilakukan sejak tahun 2019 lalu, telah ada lebih dari 450 naskah keagamaan dari beberapa wilayah di Madura. (Foto: NU Online/M Yusuf Anas)

Sleman, NU Online

Sejumlah naskah keagamaan karya ulama Nusantara yang tersebar di penjuru tanah air diharapkan mampu menjadi kiblat kajian dunia.

 

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kemenag, Prof M Arskal Salim GP mengatakan hal itu saat menjadi narasumber dalam kegiatan Uji Validasi ketiga Penyusunan Repositori Naskah Keagamaan Madura Tahap II. Kegiata berlangsung Rabu (30/9) di The Rich Jogja Hotel, Sleman, DI Yogyakarta.

 

Arskal mengatakan melalui repositori online naskah keagamaan Madura ini menjadi upaya agar bisa menjaga kekayaan intelektual ulama-ulama terdahulu supaya dapat dimanfaatkan di masa kini. Tidak hanya oleh peneliti-peneliti dalam negeri, tapi juga internasional. 

 

"Selama ini, khazanah keislaman di Nusantara belum banyak dikenal dunia. Berbeda dengan khazanah Islam dari Timur Tengah dan Afrika Utara, khususnya Mesir dan Maroko," kata dia. Karenanya, menurut Arskal Salim, repositori online naskah keagamaan ini merupakan langkah penting dari pemanfaatan teknologi media di masa revolusi digital ini.

 

Arskal Salim menyampaikan bahwa, dengan memanfaatkan teknologi digital, repositori online yang dibuat oleh Balai Litbang Agama Semarang tersebut akan melahirkan apa yang ia sebut dengan online engagement atau keterlibatan daring. 

 

"Online engagement ini terdiri dari tiga tahapan penting. Pertama, dissemination of reference atau penyebaran referensi, yang kemudian menjadikan karya Balai Litbang Agama Semarang tersebut menjadi menu utama di perpustakaan digital berbagai perguruan tinggi maupun perpustakaan-perpustakaan digital milik pemerintah," kata Arskal. 

 

Pada akhirnya, lanjut Arskal, online engagement ini akan membuat masyarakat semakin mengenali BLA Semarang sebagai wadah kajian penelitian dan pengembangan keilmuan di lingkungan Kementerian Agama.

 

Arskal Salim mengapresiasi tinggi upaya inventarisasi dan digitalisasi naskah-naskah keagamaan tulisan tangan ulama-ulama Madura yang dilakukan oleh Balai Litbang Agama Semarang. Ia juga berharap repositori online ini benar-benar mampu membawa citra yang baik tentang khazanah keislaman Nusantara di kancah internasional.

 

Sementara itu, dalam sambutannya secara luring di hadapan para peserta, Samidi Khalim, Kepala Balai Litbang Agama Semarang, menyampaikan bahwa Penyusunan Repositori Online Naskah Keagamaan Madura yang dilakukan sejak tahun 2019 lalu, telah ada lebih dari 450 naskah keagamaan dari beberapa wilayah di Madura. Di antaranya Sampang, Pamekasan, Bangkalan dan Sumenep. Naskah-naskah tersebut sudah dipublikasikan secara online melalui laman resmi Balai Litbang Agama Semarang. 

 

Di antara manuskrip-manuskrip online di laman BLA Semarang tersebut, ada beberapa kitab karya Syaikhona Kholil Bangkalan. Langkah publikasi online ini juga dilengkapi dengan publikasi cetak dengan penerbitan Katalog Jilid 1 dan 2 di tahun 2019 lalu.


"Repositori online ini membuka kesempatan yang besar bagi para peneliti, filolog, dan mahasiswa untuk melakukan kajian dan pengembangan terhadap manuskrip-manuskrip tersebut. Kajian dan pengembangan bisa berupa proses transliterasi atau bahkan penerjemahan terhadap naskah-naskah tersebut," ajak Samidi.

 

Kontributor: Muhammad Yusuf Anas
Editor: Kendi Setiwan