Internasional

Menlu RI Dipercaya OKI Jadi Juru Damai Palestina

Senin, 13 November 2023 | 17:00 WIB

Menlu RI Dipercaya OKI Jadi Juru Damai Palestina

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi berbicara pada Konferensi Internasional tentang Perempuan dalam Islam di Jeddah, Arab Saudi, Senin (6/11/2023). (Foto: X Menlu_RI)

Jakarta, NU Online 

 

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi terpilih menjadi sebagai salah satu Menlu yang dipercayakan oleh para pemimpin OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) untuk mengupayakan perdamaian di Palestina. 

 

Hal ini disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mengatakan dirinya memberikan dukungan tegas atas pentingnya peran Indonesia dalam mendukung upaya perdamaian di kawasan konflik tersebut.

 

"Saya juga ingin memberikan dukungan penuh untuk Menteri Luar Negeri Indonesia yang terpilih sebagai salah satu Menlu yang diberikan kepercayaan oleh para pemimpin OKI untuk mengupayakan perdamaian di Palestina," ucap Jokowi dalam keterangannya di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/11/2023).

 

Sebagaimana diketahui, Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI di Riyadh, Arab Saudi pada Sabtu (11/11/2023).

 

Jokowi mengajak negara-negara anggota OKI untuk bersatu dan berada di barisan terdepan dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina. Gencatan senjata, lanjutnya, harus segera diwujudkan.

 

"Bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperbanyak, perundingan damai harus segera dimulai, fasilitas publik dan kegiatan kemanusiaan tidak boleh menjadi sasaran serangan dan Israel harus bertanggung jawab atas kekejaman yang telah dilakukan," paparnya.

 

Jokowi mengatakan bahwa KTT OKI telah menghasilkan resolusi yang berisi pesan yang sangat kuat terkait eskalasi konflik yang terjadi di Israel-Palestina. Pesan ini, katanya, akan disampaikan langsung kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

 

"KTT OKI menghasilkan resolusi yang berisi pesan sangat kuat untuk dunia dan pesan inilah yang akan saya sampaikan kepada Presiden Biden di mana ini adalah suara dari 57 negara atau sekitar sepertiga suara negara di dunia," paparnya.