Nasional PENGAJIAN GUS BAHA

Lima Persiapan Gapai Lailatul Qadar Menurut Gus Baha

Senin, 25 April 2022 | 21:30 WIB

Lima Persiapan Gapai Lailatul Qadar Menurut Gus Baha

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahaudin Nursalim. (Foto: Tangkapan layar Youtube)

Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha membagikan lima persiapan yang bisa dilakukan umat Islam untuk menggapai Lailatul Qadar.


Pertama, melakukan persiapan sejak awal Ramadhan. Menurutnya, meskipun ada pendapat bahwa malam Lailatul Qadar datang di sepuluh terakhir bulan Ramadhan, akan tetapi persiapan untuk menggapainya bisa dilakukan sejak awal Ramadhan tiba.


"Bagi seseorang yang meyakini malam Lailatul Qadar datang di atas tanggal 20, jangan menafikan persiapan sejak 1 Ramadhan atau bahkan mulai Rajab,” tutur Gus Baha dalam video bersama Prof Quraish Shihab di kanal Youtube Najwa Shihab dikutip, Senin (25/4/22).


Persiapan kedua adalah tidak ber-ghibah atau menggunjing orang lain. Gus Baha mengatakan anjuran untuk tidak ber-ghibah adalah langsung dari Rasulullah saw, apalagi dilakukan di bulan suci Ramadhan.


“Selama persiapan kita menggapai malam Lailatul Qadar kita dianjurkan untuk menjaga perkataan dengan tidak menggunjing orang lain,” kata tokoh kiai asal Rembang, Jawa Tengah itu.


"Rasulullah SAW sering mencontohkan agar jangan membicarakan orang lain, jangan melakukan perbuatan dosa saat Ramadhan,” sambungnya.


Diterangkannya, hal itu dilarang lantaran para ulama menjelaskan bahwa membicarakan kejelekan orang lain menjadikan pahala puasa yang dilakukan akan habis.


"Akan sia-sia pahala itu karena diambil orang yang kita bicarakan,” terang Gus Baha.


Ketiga, lanjut dia, menghindari mengkonsumsi atau memakai barang yang haram. Memakan harta haram sama dengan berusaha menghancurkan diri sendiri, merusak ibadah, mempermainkan doa, dan menghancurkan keluarga serta keturunannya.


“Apa artinya Ramadhan jika memakan riba atau hal haram, kemudian membicarakan orang lain,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Jawa Tengah itu.


Ia melanjutkan, persiapan keempat adalah ber-husnudzan (baik sangka) kepada Allah swt dan sesama manusia. Caranya adalah dengan menyandarkan segala sesuatu yang diterima dan dilihat kepada takdir Allah swt.


“Kita baik, tapi juga bisa buruk. Nah, yang sekarang buruk bisa jadi suatu saat jadi baik,” jelasnya.


Persiapan terakhir, yakni fokus mencari ridha Allah swt. Gus Baha menjelaskan, dalam persiapan menggapai Lailatul Qadar, manusia dianjurkan untuk fokus pada diri sendiri dengan tidak selalu melihat kesalahan orang lain.


"Manusia tidak diutus Allah SWT untuk meneliti orang lain. Dengan mental demikian, di bulan Ramadhan kita lebih fokus mencari ridha Allah swt dan mendoakan orang mukmin semuanya," tutur Gus Baha menerangkan.


“Itu (persiapan kelima) persiapan penting dalam mencari Lailatul Qadar,” pungkasnya.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin