Nasional

Mendoakan Mbah Moen, Kiai Said: Sebenarnya Mencari Berkah Beliau

Rabu, 7 Agustus 2019 | 01:30 WIB

Mendoakan Mbah Moen, Kiai Said: Sebenarnya Mencari Berkah Beliau

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj saat memimpin pembacaan tahlil di Masjid An-Nahdlah, Gedung PBNU lantai 1, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (6/8) malam.

Jakarta, NU Online
Kewafatan KH Maimoen Zubair merupakan duka yang mendalam bagi segenap bangsa Indonesia, bahkan umat Islam dunia. Para ulama dari berbagai negara juga menyampaikan duka citanya.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara khusus menginstruksikan seluruh Nahdliyin untuk shalat ghaib, pembacaan yasin dan tahlil untuk almarhum.

Pembacaan doa ini, menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, sebenarnya bukan untuk mendoakan almarhum, tetapi mencari keberkahannya, berharap tumpahan berkahnya membasahi kita.

“Dalam kita membaca doa ini, sebenarnya bukan mendoakan. Kita ini thalabut tabarruk, thalabul barakah (mencari berkah),” katanya saat pembacaan tahlil di Masjid An-Nahdlah, Gedung PBNU lantai 1, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (6/8) malam.

Hal itu, kata Kiai Said, seperti membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. membaca shalawat, menurutnya, bukan mendoakan agar Nabi mendapat rahmat dan keselamatan. “Anda siapa mendoakan Kanjeng Nabi. Thalabul barakah itu yang dimaksud adalah luberannya (tumpahannya),” katanya.

Pasalnya, lanjut Kiai Said, Rasulullah sudah penuh dengan kebaikan sehingga tidak membutuhkan doa kita. Tetapi karena hal itu terus-menerus dilakukan, kebaikan itu tumpah berbalik kepada pembaca doanya. “Gak butuh doa kita, eh kita kirim doa terus, luber, tumpahnya, kembali kepada yang membacanya,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.

Hal serupa juga mendoakan Mbah Moen, seorang ulama kharismatik dengan keluasan ilmu dan kebijaksanaan sikapnya. “Wafat di Makkah. Baru saja ihram. Baru saja nyium hajar aswad, lah masih kita doakan. Kitanya yang thalabul barakah seperti kita baca shalawat. Bukan mendoakan Nabi Muhammad, sebenarnya mendoakan diri sendiri,” terangnya.

Ulama yang menamatkan studinya di Makkah itu juga berharap agar putra-putra Mbah Moen dapat terus melanjutkan tongkat estafet keulamaannya. “Mudah-mudahan putra-putranya mengganti beliau, menduduki maqam beliau,” katanya yang sontak diaminkan oleh jemaah yang memadati masjid.

Dalam acara tersebut, Kiai Said juga meminta persaksian atas kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh Mbah Moen selama hidupnya. “Orang baik-baik, min ibadissolihin, minal muttaqin.. Bahkan saya pribadi menganggap waliyyun min awliyaillah,” pungkasnya. (Syakir NF/Fathoni)