Nasional

Potret Tiga Cagub Perempuan di Jatim, Pakar: Bukti Politik Kesetaraan

Selasa, 10 September 2024 | 15:00 WIB

Potret Tiga Cagub Perempuan di Jatim, Pakar: Bukti Politik Kesetaraan

Tiga calon gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini, Khofifah Indar Parawansa, dan Luluk Hamidah. (Ilustrasi: NU Online/Aceng Darta)

Jakarta, NU Online

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Jawa Timur (Jatim) menghadirkan ketiga calon gubernur (cagub) perempuan yang berpasangan dengan calon wakil gubernur (cawagub) laki-laki yaitu Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta, dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim.


Fenomena tersebut mendapatkan respons dari Pakar Kepemiluan dari Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraini. Ia mengatakan bahwa meski bukan menjadi sesuatu yang pertama akan tetapi di tingkat provinsi, cagub perempuan adalah sejarah baru. Hal itu menandakan adanya politik kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan merupakan sebuah keniscayaan.


"Jadi Pilkada Jawa Timur mengukir sejarah baru bagi panggung politik Indonesia dan juga saya kira menjadi preseden bagi praktik keterwakilan perempuan dan perempuan politik di dunia dalam konteks kontestasi elektoral," katanya melalui Youtube pribadi Titi Anggraini dikutip NU Online, Rabu (10/9/2024).


Dia mengatakan bahwa perempuan dalam panggung politik dapat memiliki kesempatan dan peluang untuk menjadi pemimpin yang diharapkan masyarakat sehingga perempuan bukan hanya untuk kepentingan Pilkada Jatim.


Lebih dari itu, Titi menganggap kehadiran perempuan dapat membawa pesan politik yang sangat berpengaruh bagi arah perkembangan demokrasi di tingkat lokal di Indonesia dan bahkan mestinya juga menjadi pintu masuk bagi harapan yang lebih besar yaitu di pemilihan presiden (pilpres) mendatang.


Terkait ambang batas pencalonan yang diharapkan lebih inklusif dan terbuka, Titi berpendapat nantinya akan menjadi angin segar sehingga melahirkan banyak pemimpin-pemimpin yang lebih bervariatif dan tentu membuka kanal kesempatan yang lebih besar kepada kandidat perempuan


"Itu membuktikan bahwa ambang batas pencalonan dengan angka 20 persen kursi atau 25 persen suara sah ternyata itu menghambat inklusivitas pencalonan dan lebih berdampak kepada perempuan," tegasnya.


Sehingga, lanjut Titi, ketika hambatan itu diurai dibuat lebih mudah sehingga Titi berharap hal yang sama juga dapat hadir di Pilpres 2029 mendatang yaitu calon yang lebih bervariatif.


"Tentu saja kita harus merekonstruksi ambang batas pencalonan presiden sehingga lebih inklusif lebih aksesibel dan lebih mudah dibandingkan persyaratan yang ada sekarang," katanya.


Jumlah pemilih di Pilkada Jatim 2024

Komisioner Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Jatim, Salam memprediksi jumlah pemilih pada Pilkada 2024 mendatang akan meningkat jika dibanding data Pemilu 14 Februari 2024 lalu. Penyelenggara Pemilu memperkirakan pada Pilkada November 2024 akan ada 32 juta pemilih, dilansir laman Dinas Kominfo Pemprov Jatim.


Salam mengatakan jumlah TPS Pilkada nantinya akan menyusut jika dibanding pada Pemilu 14 Februari 2024. Sebab, per TPS diproyeksikan akan ada 600 pemilih. Jumlah 600 pemilih di TPS itu diketahui Berbeda dengan Pemilu sebelumnya. Dimana per TPS maksimal ada 300 pemilih.