Daerah

Kiai Umar Sumberwringin Jember Larang Penarikan Amal tapi Beri Uang

Kamis, 22 April 2021 | 15:00 WIB

Kiai Umar Sumberwringin Jember Larang Penarikan Amal tapi Beri Uang

Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, KH Muhammad Khozin Mudzhar. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Kiai Umar, pengasuh kedua Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember Jawa Timur, dikenal sebagai sosok yang cukup bijaksana. Salah satu buktinya, suatu ketika di depan rumahnya lewat rombongan penarik amal keliling. Ayahanda Kiai Khotib Umar tersebut lalu memanggil ketua rombongan diajak singgah di rumahnya.

 
Kiai Umar lalu bertanya kepada ketua rombongan sambil sedikit marah terkait tujuan penarikan amal keliling tersebut. Ketua rombongan pun menjawab bahwa penarikan amal itu adalah untuk merenovasi masjid.

 
“Kamu ini bagaimana, kok menghina Islam (dengan menarik amal keliling),” ucap  Kiai Umar kepada rombongan penarik amal.


“Butuh dana berapa untuk membangun masjid itu,” lanjutnya.


Dengan agak tersipu malu, ketua rombongan menjawab jumlah dana yang dibutuhkan untuk merenovasi masjid yang dimaksud.


Murid Kiai Hasyim Asy’ari itupun langsung mengambil segepok uang dan diberikan kepada penarik amal seraya berseru agar tidak usah menarik amal lagi.


Cerita tersebut diungkapkan oleh salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, KH Muhammad Khozin Mudzhar saat memberikan tausiyah dalam Safari Ramadhan Ahsan di Desa Suren, Rabu (21/4).


Menurutnya, dari cerita itu menunjukkan bahwa memberikan jalan keluar teramat penting dalam ber-amar ma’ruf nahi munkar.


“Beliau tidak semata-mata melarang sesuatu tapi juga memberikan jalan keluar, itu bagian dari pola dakwah yang cukup  jitu,” ujarnya.


Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi langkah Asosiasi Harakah Santri Nasional (Ahsan) Jember  yang mempunyai program pemberdayaan santri dan petani. Dikatakannya bahwa program tersebut  adalah langkah konkret dalam memberikan jalan keluar agar santri dan petani bisa berdaya secara ekonomi.


“Coba kita renungkan, untuk memberdayakan petani, Ahsan mendorong kerja sama penanaman jagung, dengan harga ditentukan diawal, petani juga diberikan bibit jagung, dan sebagainya. Ini langkah nyata untuk memberdayakan petani, tak hanya imbauan santri harus bangkit dan sebagainya” urainya.


Di tempat yang sama, Ketua Umum Ahsan Jember, H Slamet Sulistiyono menegaskan komitmennya untuk menggerakkan santri yang tinggal di pedesaan, khusus di bidang pertanian.

 
“Sesuai dengan namanya, harakah santri, pergerakan santri. Jadi kami ingin santri bergerak, berdaya dengan memaksimalkan potensi pertanian,” pungkas Wakil Ketua PCNU Jember itu.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin