Nasional

Yenny Wahid Minta 5 Nahdliyin yang Temui Presiden Israel Segera Ditindak Tegas

Kamis, 18 Juli 2024 | 17:00 WIB

Yenny Wahid Minta 5 Nahdliyin yang Temui Presiden Israel Segera Ditindak Tegas

Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) saat Focus Group Discussion (FGD) di Hotel JS Luwansa Kuningan, Jakarta Selatan pada 18 November 2022. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis (BPIS) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid meminta agar 5 Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog segera ditindak tegas agar tidak seenaknya mengatasnamakan organisasi.


Sebab Yenny menilai, apabila dibiarkan maka kelak akan banyak orang yang seenaknya mengatasnamakan NU untuk berkunjung ke Israel.


"Menurut saya harus diberikan peringatan keras, tidak boleh mengatasnamakan organisasi dan kemudian harus ada sanksi. Karena kalau dibiarkan, semua orang mengatasnamakan NU, semua orang merasa ketika dia sudah menjadi anggota NU boleh lalu mengatasnamakan organisasi," kata Yenny Wahid, Rabu (17/7/2024).


Putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menegaskan, pertemuan yang membuka peluang terbukanya suara-suara untuk kemerdekaan Palestina tidak bisa dilakukan dengan cara yang sembarangan dan dengan waktu yang sebentar.


"Kita mengerti sebuah diplomasi tidak dapat terbangun hanya gara-gara ketemu sebentar saja. Pembawa pesan harus jelas lalu pesan yang dibawa apa? Jadi saya rasa (pertemuan lima Nahdliyin) ini kalau dikatakan naif tidak naif tapi bodoh, kesimpulan saya," katanya.


"Jadi ada branding yang ingin diambil oleh Israel bahwa mereka mampu menggait aktivis-aktivis Islam di Indonesia dan NU untuk mau berbicara dengan mereka, untuk mau berdialog dengan mereka," imbuh Direktur Wahid Foundation itu.


Yenny yang aktif dalam diplomasi perdamaian global mengakui bahwa dirinya juga sering diundang dalam acara-acara yang diadakan oleh Israel. Bagi Yenny, hal itu adalah modus Israel untuk membawa dampak legitimasi keberadaan Israel.


"Bukan cuma orang-orang di NU. Israel itu sangat menginginkan kedatangan orang-orang Indonesia untuk berinteraksi sebanyak mungkin untuk orang Indonesia. Jadi bukan hanya tokoh Islam saja, tapi tokoh Islam tentu menjadi sasaran utama, tentu mereka diharapkan bisa memberikan legitimasi bahwa bersikap ramah terhadap masyarakat Islam," jelasnya.


Kata Gus Yahya soal sanksi

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) telah menyampaikan bahwa ia menyerahkan kepada setiap ketua organisasi yang menaungi 5 Nahdliyin tersebut.


Salah satunya, Zainul Ma'arif yang merupakan salah satu Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia). Zainul Ma'aif akan segara menghadapi sidang etik dari Unusia.


Gus Yahya juga menyerahkan kepada Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma'arif untuk memberikan sanksi kepada Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jakarta yang diduga terlibat dalam jaringan kerja sama dengan Israel melalui organisasi RAHIM.


"Nanti kita akan serahkan, misalnya ini jelas dari PWNU Jakarta akan melakukan proses, termasuk dalam keterlibatan LBMNU Jakarta mengenai kesalahan dan sanksi ini. Mereka sudah melanggar. Semua engagement internasional harus melalui PBNU. Ini akan dilakukan proses, termasuk Unusia yang akan melakukan sidang etik untuk itu, begitu juga Pagar Nusa dan Fatayat NU," kata Gus Yahya saat konferensi pers di lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Selasa (16/7/2024).

 

====
 

Ada kesalahan penulisan nama kampus dalam artikel ini. Sebelumnya, kami menulis ‘Universitas Islam Indonesia’ dengan singkatan ‘Unusia’. Yang benar adalah ‘Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia’ dengan singkatan ‘Unusia’. Kami sudah mengoreksi kesalahan tersebut.

Redaksi NU Online meminta maaf kepada sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) atas kekeliruan yang kami lakukan.

Rektorat UII juga telah mengirimkan Hak Koreksi kepada Redaksi NU Online pada Jumat (19/7/2024).