Tokoh

Safin​​​​​​​ah: ​​​​​​​Totalitas Khidmah dari Mantan Budak Perkasa

Kamis, 23 Februari 2023 | 21:00 WIB

Safin​​​​​​​ah: ​​​​​​​Totalitas Khidmah dari Mantan Budak Perkasa

Ilustrasi: Sahabat Nabi (NU Online).

Imam Ad-Dzahabi dalam karya yang mengulas biografi tokoh Islam berjudul Siyaru A’lamin Nubala menjelaskan bahwa Safinah merupakan mantan budak Nabi Muhammad Saw. Ia memiliki nama kunyah Abu Abdirrahman. 
 

Imam Ad-Dzahabi menuturkan Safinah:
 

مولى رسول الله (ص) أبو عبد الرحمن. كان عبدا لأم سلمة، فأعتقته وشرطت عليه خدمة رسول الله (ص) ما عاش. روي له في مسند بقي أربعىة عشر حذيثا. وحذيثه مخرج فى الكتب سوى صحيح البخاري
 

Artinya: “Ia adalah man​​​​​tan budak Rasulullah saw, namanya Abu Abdirrahman. Dulu ia merupakan budak dari Ummu Salamah. Ummu Salamah memerdekakannya dengan memberinya syarat untuk melayani Rasulullah saw selama masa hidupnya. Ia memiliki empat belas riwayat hadits dalam Musnad Baqi bin Makhlad. Semua haditsnya diriwayatkan dalam banyak kitab hadits selain Shahihul Bukhari.” (Ad-Dzahabi, Siyaru A’lamin Nubala, [Beirut, Muassasah Ar-Risalah: 1982 M/1402 H], juz III, halaman 172). 
 

Abu Nu'aim meriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad bin Umar yang ujung sanadnya dari Safinah, bahwa ia pernah berkata:

اشترتني أم سلمة وأعتقتني واشترطت علي أن أخدم النبي صم ما عشت, فقلت: أنا ما أحب أن أفارق النبي صم ما عشت
 

Artinya: “Aku dibeli oleh Ummu Salamah, ia memerdekakanku dan memberikan syarat kepadaku untuk melayani Nabi Muhammad saw selama aku hidup. Aku menjawabnya bahwa aku tidak ingin berpisah dengan Nabi Muhammad saw selagi aku hidup. (Abu Nu'aim, Hilyatul Auliya, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], juz I, halaman 368).
 

Dalam ruang lingkup sosial, Safinah termasuk orang yang suka berbaur dan ramah dengan masyarakat. Ia menjadi pelayan Nabi Muhammad saw selama 10 tahun, sebagaimana penjelasan Abu Nu'aim:
 

فخدمه عشر سنين وكان بهم خليطا ولهم أليفا
 

Artinya: “Safinah melayani Nabi Muhammad Saw selama 10 tahun. Ia suka berbaur dengan masyarakat dan​​​​​​​ juga ramah.” 
 

Ia memiliki beberapa murid yang belajar hadits kepadanya. Di antara yang meriwayatkan hadits darinya ialah dua anaknya yaitu Umar dan Abdurrahman, Hasan Al-Bashri, Said bin Jumhan, Muhammad Al-Munkadir, Abu Raihanah Abdullah bin Mathar, Salim bin Abdullah, Shalih Abul Khalil dan yang lainnya.
 

Sebutan Safinah sendiri merupakan julukan yang diberi oleh Nabi saw. Nama aslinya ialah Mahran. Ada yang mengatakan namanya Ruman atau Qais. Dikatakan julukan Safinah diperoleh karena suatu ketika ia membawa muatan, lalu Nabi saw mengatakan kepadanya: “Ma anta illa safinah”, yang artinya “Engkau seperti perahu”; sehingga kemudian julukan itu tersemat kepadanya. (Ad-Dzahabi, Siyar, juz III, halaman 173). 
 

Safinah adalah seorang laki-laki perkasa. Ia kuat membawa beberapa muatan berat sehingga mendapatkan julukan ini. Said bin Jumhan, pernah bertanya kepadanya tentang julukannya itu. Safinah menjelaskan bahwa nama tersebut diberikan oleh Rasulullah Saw karena suatu peristiwa. Berikut in​​​​​​​i riwayatnya:
 

حدثنا سليمان بن أحمد ثنا عمر بن حفص السدوسي ثنا عاصم بن على ثنا حشرج بن نباتة ثنا سعيد بن جمهان قال سألت سفينة عن اسمه. فقال: إني مخبرك باسمي, سماني رسول الله صم سفينة, قلت لم سماك سفينة؟ قال خرج ومعه أصحابه, فثقل عليهم متاعهم فقال: "ابسط كساءك" فبسطته فجعل فيه متاعهم ثم حمله علي فقال: "احما ما أنت إلا سفينة" قال: فلو حملت يومئذ وقر بعير أو بعيرين أو خمسة أو ستة ما ثقل علي
 

Artinya: “Menceritakan kepadaku Sulaiman bin Ahmad, menceritakan kepadaku Umar bin Hafsh As-Sadusi, menceritakan kepadaku, Ashim bin Ali, menceritakan kepadaku Hasyraj bin Nabatah, menceritakan kepadaku Said bin Jumhan, ia berkata:
 

“Aku pernah bertanya kepada Safinah terkait namanya”. Ia berkata: “Aku akan memberitahukan tentang namaku. Aku dinamakan oleh Rasulullah saw Safinah”. “Mengapa Ia menamakanmu demikian”, tanyaku kepada Safinah.
 

 
Safinah berkata: “Suatu ketika aku keluar bersama Nabi dan sahabat-Nya. Kemudian banyak dari mereka yang merasa berat dengan muatannya. Nabi saw kemudian berkata kepadaku: “Bentangkan pakaianmu.” Aku membentangkan pakaianku dan mereka memberikan muatannya kepadaku dan aku membawanya. Nabi Muhammad saw kemudian memujinya dengan berkata: “Bawalah, engkau merupakan perahu”. 
 

Safinah berkata: “Pada waktu itu jika aku diberi muatan setara muatan satu, dua, lima, ataupun enam ekor unta tidak akan membebaniku”. (Abu Nu'aim, Hilyatul Auliya, juz I, halaman 369). 
 

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ad-Dzahabi, Safinah wafat setelah tahun 70 H.
 

Ada banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah Safinah. Di antaranya bagaimana kecintaannya terhadap Nabi Muhammad Saw yang begitu besar dibuktikan dengan totalitas dalam melayaninya.

 

Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah Jakarta.